Waspada Curah Hujan Tinggi, BPBD Kabupaten Bandung Koordinasi dengan BBWS Citarum

Sejumlah daerah berpotensi mengalami curah hujan tinggi, termasuk Kabupaten Bandung yang bakal diguyur hujan deras dengan intensitas 50-100 milimeter.

Tribun Jabar/Fauzi Noviandi
LONGSOR DI CIANJUR - Ilustrasi cuaca ekstrem. Hujan deras dengan intensitas tinggi mengakibatkan tanah longsor di Jalan Raya Cibinong tepatnya di Kampung Cicadas, Desa Sukajadi, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, Kamis (3/4/2025). 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca di wilayah Jawa Barat dalam beberapa hari ke depan akan didominasi kondisi berawan, disertai potensi hujan ringan hingga lebat.

Berdasarkan prediksi itu, sejumlah daerah berpotensi mengalami curah hujan tinggi, termasuk Kabupaten Bandung yang diprakirakan diguyur hujan deras dengan intensitas 50-100 milimeter per hari pada 16 September 2025.

Menyikapi potensi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung segera mengambil langkah antisipatif. 

Salah satunya dengan mengedarkan surat imbauan kesiapsiagaan ke organisasi perangkat daerah (OPD), camat, hingga aparatur desa dan kelurahan. 

BPBD juga meminta pemerintah setempat untuk menggerakkan warga membersihkan saluran air agar tidak tersumbat.

"Surat edaran itu pun disampaikan ke tiap-tiap kecamatan, kemudian diteruskan ke desa atau kelurahan di wilayah masing-masing," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bandung, Diki Sudrajat, Senin (15/9/2025).

Baca juga: 17 Paket Stimulus Ekonomi Tahun 2025-2026 Resmi Diumumkan Pemerintah, Berikut Rincian Daftarnya

Menurut Diki, salah satu faktor utama banjir di Bandung adalah meluapnya debit Sungai Citarum. 

Karena itu, pihaknya meningkatkan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum yang memiliki kewenangan mengatur pintu air.

"Hal tersebut berkenaan dengan petugas di pintu air. Petugas tersebut di bawah kewenangan BBWS Citarum. Pemantauan tinggi muka air (debit sungai) menjadi early warning system," katanya.

Ia menambahkan, sistem peringatan dini sudah terbentuk di masyarakat.

Contohnya, di Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, warga secara mandiri saling memberi kabar jika ketinggian air meningkat, memanfaatkan aplikasi pesan singkat untuk mempercepat penyebaran informasi.

"Nanti informasi melalui WhatsApp grup, yang nanti menjadi tolak ukur kita dari apakah itu statusnya siaga, waspada atau siaga satu. Untuk kita Tadi sampai jam itu masih siaga Pak belum kewaspada gitu," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved