Workshop di SMP GagasCeria Bandung Hadirkan Profesional Jepang: Coding dan Matematika Berbasis ICT
50 peserta hadir dalam STEM Workshop for Secondary Teachers with Professional Teacher from Japan di GagasCeria Bandung.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Suasana akhir pekan di SMP GagasCeria, Sabtu (30/8/2025), terasa berbeda. Gedung sekolah yang biasanya dipenuhi aktivitas siswa, kali ini menjadi ruang pertemuan para pendidik dari berbagai sekolah di Bandung.
Sebanyak kurang lebih 50 peserta hadir dalam STEM Workshop for Secondary Teachers with Professional Teacher from Japan, sebuah agenda kolaboratif yang digelar dalam rangkaian The 4th Asian Practice Exchange bertajuk “Through Lesson Study for Learning Community.”
Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama SMP GagasCeria dengan ALSI (Asosiasi Lesson Study Indonesia), CELLS (Center for Excellence of Lesson and Learning Studies) Universitas Pendidikan Indonesia, serta University of Tsukuba Jepang.
Hadir pula perwakilan dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, dosen UPI, para guru dari sekolah mitra, hingga praktisi pendidikan yang peduli pada pengembangan STEM atau Sains (Science), Teknologi (Technology), Rekayasa (Engineering), dan Matematika (Mathematics).
Di balik penyelenggaraan acara, tersimpan tujuan besar: memperkaya wawasan guru mengenai pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Guru dipandang sebagai garda terdepan dalam menyiapkan siswa yang mampu berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, serta komunikatif.
Empat target utama dicanangkan panitia, mulai dari memberikan pemahaman mendalam tentang STEM, melatih integrasinya dalam mata pelajaran, mendorong profesionalisme melalui diskusi bersama narasumber internasional, hingga membangun pembelajaran berorientasi kompetensi abad 21.
Hadirkan Pakar dari Jepang
Deretan pembicara yang mengisi forum ini bukanlah sosok sembarangan. Prof. Masami Isoda, pakar internasional pendidikan matematika dari University of Tsukuba, hadir langsung sebagai narasumber utama. Ia dikenal luas sebagai ahli Lesson Study sekaligus inovator pembelajaran STEM.
Selain itu, turut mendampingi beliau tiga guru profesional dari sekolah binaan University of Tsukuba di Tokyo: Mr. Tatsumi Sumi, Mr. Takashi Marimoto, dan Mr. Hidemi Tanaka. Kehadiran mereka menambah warna dalam sesi diskusi, khususnya saat membagikan pengalaman nyata mengajarkan STEM di kelas.
Workshop dibuka sejak pukul 08.00 WIB dengan registrasi peserta, lalu berlanjut sambutan singkat panitia. Pada sesi pertama, Prof. Isoda memaparkan STEM Approach in Secondary School, dilanjutkan istirahat sejenak.
Sesi kedua diwarnai praktik merancang kegiatan pembelajaran STEM bersama peserta, sebelum ditutup dengan diskusi interaktif dan dokumentasi.
Dua Workshop Utama: Coding dan Matematika Berbasis ICT
Direktur SMP GagasCeria, Fisianty Harahap, mengungkapkan bahwa agenda kali ini tidak hanya sekadar seminar, tetapi benar-benar menyuguhkan pengalaman praktis.
“Kegiatan hari ini itu workshop tentang STEM, yang dibawakan oleh para guru dari Jepang, dari Tsukuba University,” ujarnya.
Fisianty menjelaskan, ada dua topik besar yang dibahas. “Yang pertama, workshop coding dan robotik. Yang kedua tadi, bagaimana matematika dan penggunaan ICT dalam pelajaran matematika,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa peserta yang hadir berasal dari sejumlah sekolah, termasuk SMP GagasCeria sendiri, Mitra Alfa Centauri, sampai SMP Negeri 2. Selain itu, pengawas dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, perwakilan CELLS UPI, hingga sejumlah praktisi pendidikan juga turut ambil bagian.
Untuk Guru SD dan SMP
Menariknya, workshop ini tidak hanya ditujukan untuk guru SMP, tetapi juga SD. Menurut Fisianty, hal itu penting mengingat implementasi coding di Indonesia belum seragam.
“Jadi, sebetulnya kita membuka untuk guru SMP dan SD. Jadi, ada dua jenjang itu. Karena kan untuk coding kan kadang belum tentu diajarkan di SD, kalau di GagasCeria itu dimulai dari SD. Tapi kan banyak yang mulainya justru di SMP,” ungkapnya.
Pengalaman Jepang dalam mengajarkan coding sejak dini menjadi bahan pembelajaran penting bagi para guru di Indonesia.
“Kalau di mereka, sepengetahuan saya, mereka mempunyai 6-10 jam pelajaran sepanjang mereka SD, sebetulnya untuk memberikan pengalaman pada anak. Jadi, codingnya sudah dari SD,” jelas Fisianty.
Selain membahas coding dan robotik, yang lebih ditekankan adalah bagaimana matematika disusun secara sistematis untuk membentuk pola pikir logis siswa.
“Yang menariknya adalah bagaimana pelajaran matematikanya betul-betul terstruktur membangun kemampuan itu. Jadi, codingnya mungkin jamnya sedikit, pengalaman dengan robotiknya sedikit, tapi proses untuk membangunnya itu yang panjang,” kata Fisianty.
Lebih lanjut, Fisianty menyebut bahwa pencapaian Jepang di ajang internasional seperti PISA (Programme for International Student Assessment) bisa menjadi cermin bagi Indonesia.
“Kita mencoba melihat, kan Jepang itu kalau di PISA sudah cukup tinggi, berapa kali mereka sempat nomor satu. Tapi kalau sekarang kan, Singapura kalau nggak salah. Dan itu kan pengalaman panjang ya di mereka. Nah, itu yang kita belajar sebetulnya,” pungkasnya.
Melalui workshop ini, penyelenggara berharap para guru tidak hanya memahami konsep STEM, tetapi juga mampu menyusun rancangan pembelajaran berbasis STEM untuk SMP, sekaligus menjalin kolaborasi berkelanjutan dengan para narasumber internasional.
Dengan pengalaman langsung bersama pakar Jepang, diharapkan praktik mengajar guru di Indonesia semakin kaya inovasi dan mampu menyiapkan generasi muda yang kompeten menghadapi tantangan abad 21.
Setelah Kericuhan di Bandung, Dedi Mulyadi Memohon Maaf: Minta Warga Sampaikan Aspirasi Secara Bijak |
![]() |
---|
Personal Color Analysis, Tren Baru Pilih Kacamata Sesuai Karakter Visual |
![]() |
---|
20 Orang Diamankan usai Lakukan Vandalisme saat Demo di Bandung, Polisi Duga Aksi Ditunggangi Oknum |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Datangi Rumah Makan yang Dibakar Massa, Bakal Bantu Biaya Perbaikannya |
![]() |
---|
Rumah Makan, Bank, hingga Fasilitas Publik Jadi Sasaran Amuk Massa saat Aksi Demo di Bandung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.