Waspada! Anak Ceria Bukan Jaminan Sehat: Kekurangan Zat Besi Diam-Diam Intai Masa Depan Balita

Dokter Spesialis Anak, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, menekankan bahwa pencegahan adalah kunci utama.

Editor: Ravianto
nakita
BAYI CERIA - Ilustrasi bayi. Di balik tawa dan pipi tembam balita, kekurangan zat besi (defisiensi zat besi) dapat diam-diam mengintai, berpotensi mengganggu tumbuh kembang dan masa depan bayi. 

Gaya hidup serba cepat yang mendorong konsumsi makanan instan rendah nutrisi.

Kesalahpahaman orang tua bahwa "anak terlihat sehat pasti nutrisinya cukup."

Kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan sangat krusial, terutama untuk perkembangan otak dan saraf.

Pada anak, gejalanya seringkali samar, tidak selalu tampak pucat atau lemas, melainkan bisa terlihat sebagai:

  • Anak mudah rewel.
  • Kurang fokus.
  • Perkembangan bicara lambat.

Dampak Fatal Kekurangan Zat Besi di Usia Dini

Konsekuensi dari kekurangan zat besi sangat serius dan berdampak jangka panjang, bahkan hingga usia dewasa.

Defisiensi zat besi dapat menyebabkan:

  • Gangguan perkembangan kognitif dan kecerdasan.
  • Konsentrasi menurun, dan anak mudah lelah.
  • Keterlambatan bicara dan motorik.
  • Penurunan daya tahan tubuh (anak sering sakit dan infeksi berulang).
  • Gangguan perilaku dan emosi.

Dr. Tiwi secara khusus memperingatkan bahwa kekurangan zat besi di bawah usia dua tahun sangat berisiko menghambat perkembangan otak yang pesat pada masa ini.

"Bayi di bawah 2 tahun yang kurangan zat besi, menghadapi resiko besar untuk starting, dan pertumbuhan kognitif otaknya juga bertambah," tegasnya.

Solusi Murah dan Sederhana: Sumber Zat Besi di Rumah

Orang tua tidak perlu khawatir biaya mahal. Dr. Tiwi menyebutkan banyak sumber zat besi yang terjangkau:

  • Ikan
  • Hati ayam
  • Daging dalam porsi kecil
  • Sayuran hijau
  • Buah mengandung vitamin C (penting untuk penyerapan zat besi yang lebih baik)

Kunci utamanya adalah kombinasi nutrisi yang benar dan pola makan keluarga yang mindful, menghindari makanan praktis rendah nutrisi akibat gaya hidup serba cepat.

Panduan Singkat untuk Orang Tua:

  • Perhatikan nutrisi ibu sejak hamil.
  • Pastikan MPASI kaya zat besi sejak usia 6 bulan, jangan hanya mengandalkan ASI.
  • Sertakan sumber hewani (ikan, hati ayam, daging) secara rutin.
  • Tambahkan sayur dan buah yang kaya vitamin C untuk penyerapan optimal.
  • Konsultasikan suplementasi zat besi bila perlu.
  • Periksakan anak bila terlihat kurang fokus, cepat lelah, atau sering sakit.
  • Kurangi makanan instan dan manis yang mengganggu penyerapan nutrisi.

(*)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved