Gangguan Penglihatan Masih Tinggi, Pemerintah Perkuat Layanan Kesehatan Mata dengan WHO
pemerintah Indonesia bersama pemangku kepentingan utama menandatangani deklarasi nasional untuk memperluas akses layanan kesehatan mata
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
Direktur Utama PMN RS Mata Cicendo Bandung, Dr. dr. Antonia Kartika, SpM(K), MKes, menekankan pentingnya penglihatan yang baik di setiap tahap kehidupan.
“Anak-anak membutuhkan penglihatan yang baik untuk belajar, orang muda untuk bekerja, dan lansia untuk mempertahankan kemandirian mereka,” ujarnya.
WHO memperkirakan gangguan penglihatan menyebabkan kerugian produktivitas global hingga US$411 miliar atau sekitar Rp6,8 triliun per tahun.
Di Indonesia sendiri, hasil Rapid Assessment on Avoidable Blindness (RAAB) memperkirakan sekitar 15 juta orang berusia di atas 50 tahun mengalami gangguan penglihatan ringan hingga berat, sementara sekitar 23 juta anak usia sekolah mengalami gangguan serupa.
“Masih banyak masyarakat yang belum memiliki alat bantu penglihatan akibat keterbatasan tenaga ahli, minimnya ketersediaan kacamata terjangkau, dan rendahnya literasi kesehatan mata,” kata dr Antonia.
Melalui Peta Jalan Upaya Kesehatan Penglihatan 2025–2030 yang disusun Kementerian Kesehatan, pemerintah berharap tidak ada lagi anak yang kesulitan belajar karena penglihatan kabur, atau lansia yang kehilangan kemandiriannya karena tak bisa melihat jelas.
TPFx Raih Predikat Pialang dengan Volume Transaksi Tertinggi di JFx dan KBI |
![]() |
---|
Uden Dida Efendi Dorong Pemerintah Perketat Pembatasan Alih Fungsi Lahan |
![]() |
---|
Tuntaskan Formatur Kepengurusan, Kadin Jabar Siap Laksanakan Program Kerja dan Dukung Agenda Pemprov |
![]() |
---|
Bank Mandiri Gelar Livin’ Fest 2025 di Bandung, Expo Sinergi UMKM dan Ekonomi Kreatif |
![]() |
---|
NGULIK Ala Pemkot Bandung, Ribuan Pengaduan 100 Persen Sudah Ditindaklanjuti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.