Kasus Influenza pada Anak Meningkat, Dokter Jelaskan Perbedaan dengan Batuk Pilek Biasa
Flu atau influenza merupakan penyakit yang secara khusus disebabkan oleh virus influenza
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
Virus influenza terbagi menjadi beberapa tipe: A, B, C, dan D. Menurutnya, influenza A merupakan tipe yang paling berbahaya karena dapat menimbulkan pandemi dan menyebar luas di masyarakat.
Sementara Influenza B umumnya lebih ringan, namun laporan terbaru menunjukkan bahwa kasusnya juga bisa menimbulkan gejala berat.
“Influenza A bisa menyebabkan pandemi dan korban banyak, sementara influenza B biasanya lebih ringan tapi tetap bisa menimbulkan keparahan,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan data dari berbagai rumah sakit di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan jumlah pasien anak yang dirawat karena infeksi influenza, terutama tipe A dan B.
Ia menyebut bahwa hal ini bukan berarti virusnya baru muncul, melainkan karena teknologi deteksi kini lebih baik sehingga penyebab penyakit bisa diidentifikasi dengan jelas.
“Sebenarnya kasus flu berat itu sudah lama ada. Tapi dulu tidak terdeteksi karena tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium. Sekarang rumah sakit sudah bisa mendeteksi virus influenza, makanya kasusnya mulai banyak dilaporkan,” jelasnya.
Dokter Nastiti juga menjelaskan bahwa pola peningkatan influenza di Indonesia berbeda dengan negara empat musim.
Di Amerika, Kanada, dan Eropa, kasus flu meningkat saat musim dingin (Oktober–Maret).
Baca juga: Yuk Kenali Perbedaan Gejala Virus HMPV, Influenza, dan Covid-19, Bantu Lebih Waspada
Sementara di Australia dan Selandia Baru, lonjakan kasus justru terjadi di bulan Juli, saat wilayah itu mengalami musim dingin.
“Di Indonesia yang beriklim tropis, kasus influenza bisa terjadi sepanjang tahun. Tapi memang biasanya meningkat di musim hujan, mulai Oktober sampai Maret,” ujarnya merujuk pada data Global Influenza Surveillance.
Laporan dunia menunjukkan bahwa setiap tahun terdapat 3–5 juta kasus influenza berat dan hingga 650 ribu kematian akibat komplikasi pernapasan.
Di Amerika Serikat saja, menurut CDC, pada periode 2024–2025 tercatat sekitar 100 ribu kematian akibat influenza.
Meningkatnya kasus influenza A dan B di Indonesia, dr. Nastiti mengingatkan masyarakat agar tidak menyepelekan batuk pilek yang disertai demam tinggi dan lemas.
Orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika gejala tampak berat atau tak kunjung membaik.
“Kalau anak demam tinggi, lemas, dan sulit makan atau minum, jangan tunggu lama. Segera periksa ke dokter,” pesannya.
Ia juga menekankan pentingnya pencegahan melalui vaksinasi influenza tahunan, terutama untuk anak, lansia, dan kelompok risiko tinggi.
“Flu bisa dicegah dengan vaksin, risiko gejala berat dan komplikasi jauh berkurang. Jadi jangan anggap enteng,” ucap dr. Nastiti.
Dashboard MBG di Sumedang Bisa Pantau Menu dan Foto Makanan |
![]() |
---|
Mantap, ISBI Bandung Buka Kelas Paralel Prodi Televisi dan Film di GCC Sumedang |
![]() |
---|
GIIAS Bandung 2025 Diserbu Hampir 25 Ribu Pengunjung |
![]() |
---|
Bupati Sumedang Dukung Penuh Rereongan Sapoe Sarebu yang Digagas KDM |
![]() |
---|
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir Minta Dapur MBG Pakai Produk Pangan Lokal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.