Bukan Lagi Belanja, Wisata Alam di Bandung Kini Dipadati Pengunjung Berkat Perilaku Gen Z

Tren wisata saat ini banyak dipengaruhi oleh perubahan perilaku ekonomi dan minat generasi muda, terutama Gen Z. 

Tribun Jabar/Adi Ramadhan Pratama
KAWAH PUTIH - Wisatawan saat berada di objek wisata Kawah Putih, Kabupaten Bandung, Rabu (29/1/2025). Wilayah Bandung selatan menjadi buruan wisatawan pada momen libur panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Perubahan tren wisata di Jawa Barat terus bergerak, jika dulu masyarakat berkunjung ke Bandung untuk menikmati pusat perbelanjaan, kini destinasi alam seperti Pangalengan, Ciwidey, hingga kawasan pegunungan semakin dipadati wisatawan. 

“Tren itu pasti bergerak, artinya kalau ada perubahan, pariwisata juga bergerak. Tinggal kita melihat perubahannya ke mana,” ujar Sekretaris DPD Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat, Koko Koswara di Hotel Pullman, Kamis (20/11/2025).

Menurutnya, tren wisata saat ini banyak dipengaruhi oleh perubahan perilaku ekonomi dan minat generasi muda, terutama Gen Z

Ia menilai bahwa Gen Z kini lebih menyukai kegiatan outdoor berbasis olahraga, seperti lari gunung.

“Sekarang anak-anak Gen Z sukanya olahraga. Banyak acara lari gunung digelar di kawasan alam. Kebayang kalau desa wisata bisa dikawinkan dengan tren itu, kerja sama bikin kegiatan. Itu sedang naik daun,” paparnya.

Koko menyebut fenomena “kembali ke alam” turut mendorong masyarakat menjauhi pusat keramaian kota. Alam dan budaya lokal kini menjadi daya tarik utama bagi banyak wisatawan.

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Koko menilai pola wisata masyarakat masih relatif sama dari tahun ke tahun. 

Mulai dari wisatawan kelas atas hingga masyarakat dengan anggaran terbatas, semuanya tetap memberi kontribusi bagi pergerakan ekonomi.

“Hotel masih menjadi pilihan populer. Paket-paket perayaan tahun baru di hotel biasanya dipadati wisatawan yang ingin menghabiskan malam pergantian tahun dengan kenyamanan dan hiburan,” kata dia.

Selain itu, ia menilai desa wisata sebenarnya memiliki peluang besar untuk mengembangkan paket khusus tahun baru yang berbasis budaya lokal.

“Desa wisata juga bisa bikin paket tahun baru sesuai karakter desanya. Orang sekarang banyak yang cari suasana desa,” katanya.

Menanggapi data BPS yang menyebut laju ekonomi Jawa Barat tumbuh di atas nasional, Koko meyakini momentum Nataru akan kembali memberikan dorongan positif terhadap sektor pariwisata.

“Pasti naik, tidak mungkin stabil karena setiap tahun baru semua destinasi naik, bahkan daerah yang biasanya stagnan pun ikut naik,” tegasnya.

Menurutnya, daerah wisata besar seperti Bandung, Jakarta, dan Bali akan tetap menjadi magnet utama. Namun, desa-desa kecil pun dapat mengalami lonjakan kunjungan jika memiliki daya tarik unik atau sedang ramai diperbincangkan.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved