Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Tingkat kegemaran membaca masyarakat Kabupaten Purwakarta mengalami penurunan pada tahun 2024.
Berdasarkan data Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Indeks Tingkat Kegemaran Membaca (TKM) Purwakarta turun dari 68,70 pada 2023 menjadi 60,21 persen pada 2024.
Kendati demikian, kabar baik datang dari sisi Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang justru naik signifikan dari 55,55 menjadi 70,98 persen.
Data ini menjadi landasan bagi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Purwakarta untuk memperkuat gerakan membaca melalui Festival Literasi Purwakarta 2025.
Festival yang dibuka di halaman Perpustakaan Daerah Purwakarta, Jalan K.K. Singawinata, Kelurahan Nagri Tengah, mengusung semangat “Gerakan Membaca Purwakarta Istimewa” dengan filosofi “Maca Kata Jeung Makna Sangkan Hirup Waluya”, yang berarti membaca kata dan maknanya agar hidup menjadi sejahtera.
Kepala Disarpus Purwakarta, Aan, mengatakan penurunan angka kegemaran membaca tidak boleh diartikan sebagai kemunduran, melainkan tantangan untuk meningkatkan kembali semangat membaca masyarakat.
"Data ini justru menjadi dorongan bagi kami untuk menumbuhkan kembali budaya membaca. Secara kualitas, literasi di Purwakarta terus berkembang, bahkan dampaknya terhadap masyarakat semakin terasa," ujar Aan kepada Tribunjabar.id, Jumat (31/10/2025).
Aan menjelaskan, melalui festival yang berlangsung selama lima hari sejak Rabu (29/10) ini, pihaknya ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat menjadikan membaca sebagai bagian dari gaya hidup.
"Membaca harus menjadi kebutuhan sehari-hari. Dengan membaca, pengetahuan bertambah, keahlian meningkat, dan kesejahteraan bisa diraih," katanya.
Festival yang berlangsung selama lima hari itu menghadirkan berbagai kegiatan menarik dan layanan gratis, mulai dari pembuatan kartu perpustakaan, pembagian buku gratis, hingga layanan enkapsulasi dokumen penting lewat inovasi Astra Jingga, yang melindungi arsip agar lebih awet.
Selain itu, kata dia, festival juga diramaikan dengan workshop menulis, mendongeng, membaca nyaring, bincang dan bedah buku, talkshow budaya, seminar anti-bullying, lomba video literasi, serta lomba mewarnai untuk pelajar SD.
Ia menyebutkan, Disarpus juga menggelar pameran buku, produk TPBIS, dan benda-benda cagar budaya guna memperkenalkan sejarah serta warisan lokal Purwakarta.
"Kami berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari penerbit, komunitas literasi, pegiat budaya, hingga lembaga pendidikan. Harapannya, gerakan ini bisa terus hidup di masyarakat," kata Aan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.