Rahmat Pam Budi Menilai Industri Alkes Lokal Berpotensi Jadi Motor Penggerak Ekonomi daerah

Menteri PPN/Bappenas, Rahmat Pam Budi, menilai industri alat kesehatan lokal memiliki potensi besar sebagai motor penggerak ekonomi daerah.

Tribun Jabar/ Dian Herdiansyah
INDUSTRI ALKES - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rahmat Pam Budi, saat meninjau industri alat kesehatan di Sukabumi, Selasa (28/10/2025). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Dian Herdiansyah.

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI -  Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rahmat Pam Budi, menilai industri alat kesehatan (alkes) lokal memiliki potensi besar sebagai motor penggerak ekonomi daerah sekaligus bagian dari upaya mewujudkan kemandirian nasional di sektor kesehatan.

Rahmat menyebut penguatan industri alat kesehatan dalam negeri merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional. 

Hal itu disampaikannya saat  meninjau industri industri peralatan kesehatan lokal di Kompleks Sentris, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (28/10/2025).

"Kita bersyukur sekali, di Sukabumi ini sudah ada industri peralatan kesehatan, pendukung rumah sakit, dan puskesmas. Hasilnya jauh di atas ekspektasi saya. Awalnya saya kira hanya melayani pasar lokal, ternyata sudah bisa diekspor dan memenuhi standar internasional,"ujar Rahmat setelah kunjungannya. 

Menurut Rahmat, keberhasilan industri alat kesehatan di Sukabumi tidak lepas dari peran aktif para pengusaha lokal serta dukungan pemerintah daerah dan aparat terkait.

Untuk itu ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem industri dalam negeri.

Baca juga: HATUR NUHUN, Dukungan Bobotoh Membuat Persib Kalahkan Klub Sekelas Al Nassr di ACL 2

"Kita membutuhkan para entrepreneur serta dukungan dari pimpinan daerah dan diharapkan terus membina industri seperti ini, karena inilah sumber pertumbuhan dan kemajuan kita," lanjutnya.

Sebagai bentuk dukungan, Bappenas berkomitmen untuk mendorong peningkatan kapasitas dan diversifikasi produksi industri alat kesehatan di Sukabumi.

Selain itu juga mendorong sinergi antara pelaku industri, perguruan tinggi, dan rumah sakit guna memperkuat riset, inovasi, dan penerapan teknologi di bidang alat kesehatan.

"Ke depan, dukungan akan terus ditingkatkan baik dari sisi kapasitas produksi maupun ragam produk. Kami juga mendorong kolaborasi dengan perguruan tinggi dan rumah sakit agar ada ruang untuk saling belajar dan berinovasi," jelas Menteri Rahmat.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Sarandi Karya Negara, Isep Gojali mengatakan, perusahaannya tersebut didirikan pada masa krisis ekonomi 1998 dan diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto pada 21 April 1998 sebelum presiden dilengserkan. 

Beberapa produk unggulannya antara lain meja operasi, lampu operasi, tempat tidur rumah sakit, hingga alat deteksi fungsi ginjal (renograf) dan survei meter untuk mendeteksi bahan radioaktif.

Baca juga: BREAKING NEWS Nikita Mirzani Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Bersalah Lakukan Pemerasan Elektronik

"Kami menargetkan ekspor ke Afrika Utara, negara-negara Arab, Australia, dan Jepang. Permintaan dalam negeri tetap menjadi prioritas, namun kami ingin membuka peluang ekspor lebih luas," 

"Pak Menteri mendorong agar kami menjalin kerja sama dengan universitas, sehingga riset dan inovasi produk kesehatan dalam negeri bisa diserap lebih baik oleh industri lokal," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved