Pengguna QRIS di Jawa Barat Terus Meningkat, Sudah Jadi Lifestyle: Tinggal Pindai, Beres!

Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat mencatat hingga Agustus 2025, ekosistem QRIS di Jawa Barat terus menunjukkan pertumbuhan pesat.

|
Penulis: Siti Fatimah | Editor: Siti Fatimah
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
QRIS - Salah satu Jemaah berinfaq dan bersedekah secara non-tunai dengan menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di Masjid Al-Jabbar, Kota Bandung, Jawa Barat belum lama ini. Penggunaan QRIS sudah menjadi bagian gaya hidup (lifestyle) dan penggunanya terus meningkta. Hingga Agustus 2025, ekosistem QRIS di Jawa Barat terus menunjukkan pertumbuhan pesat. Tercatat, jumlah pengguna QRIS mencapai 12,7 juta orang atau sekitar 22?ri total nasional, sementara jumlah merchant telah menembus 8,7 juta atau 21% pangsa nasional. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejak diluncurkan tahun 2019, penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS kian meningkat. Metode pembayaran digital ini telah mengubah cara transaksi keuangan.

Bahkan QRIS kini sudah menjadi bagian gaya hidup (life style) masyarakat saat ini, karena melakukan pembayaran untuk transaksi apa pun makin mudah hanya melalui QR code.

QRIS yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) merupakan standar nasional kode QR yang digunakan untuk memfasilitasi pembayaran digital di Indonesia.

Sistem ini memungkinkan pengguna melakukan pembayaran dari berbagai aplikasi mobile banking dan dompet digital hanya dengan memindai satu jenis kode QR, sehingga lebih cepat dan praktis. 

Kemudahan penggunaan QRIS diakui Gifran Yassera (19), salah satu mahasiswa perguruan tinggi negeri keguruan di Bandung.

Ia mengaku sudah menjadikan QRIS sebagai gaya hidup sehari-hari.

"Hampir setiap transaksi mulai dari beli bensin untuk motor, sampai jajan di kampus, saya selalu pakai QRIS. Lebih mudah, tinggal pindai, beres! Apalagi sekarang penjual jajanan kaki lima, juga sudah banyak yang menerima pembayaran pakai QRIS. Katanya jadi ngga repot siapkan uang kembalian," kata Gifran saat ditemui di Jalan Setiabudhi Bandung, Senin (27/10/2025).

Menurutnya, menggunakan QRIS untuk pembayaran tak hanya praktis, tapi juga cepat.

Meski begitu, mahasiswa jurusan Sastra Inggris ini mengaku masih ada kelemahan dalam penggunaan QRIS.

Dicontohkan, Ia beberapa kali melakukan transaksi di beberapa merchant dan pembayarannya dianggap tidak berhasil.

"Di mutasi jelas-jelas sudah berhasil, namun di merchant belum ada pembayaran yang masuk. Akhirnya saya bayar cash, dan harus ke bank untuk mengurus transaksi yang dianggap merchant gagal," katanya.

Kendala lain, ada sejumlah merchant yang bisa melayani pembayaran QRIS namun memberlakukan pembayaran minimal.

"Ternyata masih ada merchant yang bisa menggunakan QRIS, tapi minimal pembayaran, seperti minimal transaksi harus 50 ribu rupiah," katanya.

Tak hanya konsumen, pedagang pun merasakan adanya QRIS makin memudahkan transaksi.

"Sekarang ngga perlu repot siapkan uang kembalian. Sebelum ada QRIS, harus siapkan uang receh seribuan, dua ribuan sampai sepuluh ribuan buat pengembalian kalau ada yang beli pakai uang (pecahan) besar. Tapi masih ada sih yang pakai uang cash, tapi paling banyak sekarang pakai QRIS," kata Yadi (37), pedagang makaroni di Jalan Gegerkalong Girang, Bandung, Senin (27/10/2025).

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved