Harga Emas Berpotensi Terkoreksi, Investor Diminta Tak Panik dan Tetap Rasional
Pengamat ekonomi melihat harga emas saat ini berpotensi mengalami koreksi setelah sempat melejit ke level tertinggi.
Penulis: Nappisah | Editor: Siti Fatimah
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dosen dan pengamat ekonomi dari Universitas Islam Nusantara (Uninus), Mochammad Rizaldy Insan Baihaqqy, menilai harga emas saat ini berpotensi mengalami koreksi setelah sempat melejit ke level tertinggi.
Menurutnya, kondisi ini wajar sebagai bagian dari siklus pasar dan justru bisa menjadi momen bagi investor untuk mempersiapkan strategi beli yang lebih matang.
“Setelah rally panjang, emas cenderung mengalami fase retracement atau penurunan sementara karena aksi ambil untung dan ekspektasi bahwa penurunan suku bunga di Amerika Serikat tidak akan secepat yang diperkirakan,” ujar Rizaldy, kepada Tribun Jabar, Kamis (23/10/2025).
Ia menjelaskan, secara teknikal harga emas saat ini berada di area krusial. Jika support di sekitar 4.055 dolar AS per ons tembus ke bawah, harga berpotensi melanjutkan penurunan ke level 3.910–3.686 dolar AS per ons.
Baca juga: Nilainya Tak Pernah Turun, Menko Airlangga Hartarto Dorong Pesantren Investasi Emas
“Itu artinya, bagi yang baru ingin masuk, perlu berhati-hati dulu. Masih ada ruang koreksi jangka pendek,” katanya.
Rizaldy menambahkan, beberapa indikator pasar juga menunjukkan tanda-tanda jeda setelah kenaikan signifikan yang dipicu oleh melemahnya dolar AS dan ekspektasi penurunan suku bunga.
Menurut dia, koreksi ini tidak berarti tren emas berbalik negatif, hanya jeda alami sebelum mungkin lanjut naik lagi di jangka menengah-panjang.
Meski ada potensi penurunan, Rizaldy mengingatkan agar investor tidak panik.
Ia menyebut bahwa lembaga besar seperti Bank of America dan HSBC justru tetap menaikkan target harga emas jangka menengah ke atas misalnya BofA memproyeksikan harga bisa mencapai 5.000 dolar AS per ons pada 2026.
“Jadi, kalau investor jangka panjang, ini justru bisa dilihat sebagai peluang untuk akumulasi di harga lebih rendah. Tapi untuk trader jangka pendek, sebaiknya tunggu dulu sampai harga stabil di area support,” ujar Rizaldy.
Baca juga: Harga Emas Masih On Fire, Ini Prediksi Tren-nya, Bakal Menanjak Naik?
Menurutnya, strategi terbaik saat ini adalah menjaga keseimbangan portofolio.
“Apakah momentum ini waktu yang tepat untuk membeli emas? Ya, bisa dengan kondisi dan mindset yang tepat,” ujarnya.
Dia membeberkan, untuk investor panjang (≥3-5 tahun), yang ingin lindungi portofolio dari inflasi/ketidakpastian.
“Maka ini bisa jadi momen masuk yang masuk akal. Support fundamentals masih ada,” ucapnya.
Kendati demikian, bila untuk trader pendek/menengah dan ingin keuntungan yang cepat, bisa menunggu harga terkoreksi lagar “entry” lebih baik.
“Misalnya kalau harga turun mendekati support yang disebut analisis ($4.055/oz) maka entry bisa lebih optimal dan pastikan posisi “emas” tidak seluruh portofolio karena tetap ada risiko. Alokasi yang wajar akan lebih aman,” jelasnya
| DPRD Jabar Minta Pemprov dan Pemkot Bandung Bahas Serius Pola Pengoperasian BIJB & Bandara Husein |
|
|---|
| Sosialisasi Program MBG di Karawang: Wujud Sinergi Menuju Generasi Emas Indonesia |
|
|---|
| Komplikasi Diabetes Bisa Mematikan, Kenali Sebelum Terlambat |
|
|---|
| Lakukan Fungsi Pengawasan, Cucu Sugiarti Soroti Soal Pengangguran & Terima Keluhan Soal Jalan Rusak |
|
|---|
| Kejurda Motocross di Sumedang, Bupati Dony Ahmad Munir : Gerakkan Ekonomi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.