Pergerakan Tanah di Panumbangan Ciamis Sudah Sejak 2010, Warga Bertahan meski Rumah Terancam

Retakan dinding, lantai rumah yang pecah, hingga tanah bergeser membuat puluhan keluarga harus mengungsi demi keselamatan

Tribun Priangan/ Ai Sani Nuraini
PERGERAKAN TANAH - Potret kerusakan beberapa rumah warga di Dusun Pamekaran, Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis akibat bencana pergerakan tanah yang terjadi sejak Senin (10/11/2025), saat ini sebanyak 191 jiwa mengungsi di malam hari. 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

TRIBUNJABAR.ID CIAMIS - Hujan deras yang mengguyur selama dua hari berturut-turut sejak Senin (10/11/2025) kembali memicu pergerakan tanah di Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis

Retakan dinding, lantai rumah yang pecah, hingga tanah bergeser membuat puluhan keluarga harus mengungsi demi keselamatan.

Kepala Desa Payungagung, Muhammad Haris Nasution, mengungkapkan, pergerakan tanah ini bukan pertama kali terjadi. 

Baca juga: Detik-detik Pergerakan Tanah di Jamuresi Ciamis Bikin Warga Mengungsi, Dinding Retak, Genteng Ambruk

Fenomena tersebut telah berulang sejak tahun 2010 hingga 2025 , sudah enam kali kejadian serupa mengguncang dua dusun di wilayahnya, yaitu Dusun Pamekaran dan Dusun Limusagung.

"Dari tahun 2010 sampai sekarang, pergerakan tanah terus terjadi. Kali ini paling parah, karena dua hari dua malam hujan tanpa henti membuat retakan melebar sampai 20 sentimeter,” ujar Haris saat ditemui di Kantor Desa Payungagung, Rabu (12/11/2025).

Menurut data pemerintah desa, total ada 191 jiwa terdampak di dua dusun tersebut.

Rinciannya, 8 rumah rusak berat, 5 rusak sedang, 34 rusak ringan, dan 7 rumah berada di zona terancam. 

Di Dusun Limusagung, dua rumah lainnya juga mengalami kerusakan, satu di antaranya rusak berat.

Menyadari ancaman yang berulang, pemerintah desa telah membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana yang didanai dari dana desa. 

Forum ini menjadi ujung tombak penanganan cepat setiap kali bencana terjadi.

"Forum ini yang pertama kali bergerak saat malam hari, membantu warga mengevakuasi barang-barang, dan memastikan mereka pindah ke tempat aman,” tutur Haris.

Untuk pengungsian sementara, pada malam hari warga akan menempati Madrasah Bakti Ikhwan yang tak jauh dari Kantor Desa karena dinilai paling aman dan dapat menampung sekitar 100 jiwa. 

Baca juga: Pergerakan Tanah Ancam Warga Sukajaya Ciamis, 18 Keluarga Pilih Mengungsi

Sementara itu, sebagian warga lainnya mengungsi di rumah saudara.

“Kami sengaja tidak membangun posko pengungsian di lokasi terdampak seperti dulu, karena warga tidak nyaman. Di madrasah ini fasilitasnya lengkap, air cukup, dan tempatnya terlindung,” tambahnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved