“Filsafat pencak juga ada, mahasiswa akan dibekali pemahaman tentang teori-teori pencak, tidak hanya gerakan. Harapannya lulusan tidak hanya jadi praktisi, tapi juga pemikir, pelatih, guru, seniman pencak,” ucapnya.
Salah satu mata kuliahnya adalah Kreativitas Pencak Silat, di mana mahasiswa diajak mengembangkan ibing pencak yang bisa dikemas dalam bentuk pertunjukan artistik.
Ada juga drama pencak silat yang menggabungkan elemen lakon dan pertunjukan.
Mahasiswa akan belajar mengangkat cerita rakyat atau dalam pertunjukan seni pencak. Di situlah mereka juga akan belajar sastra lakon, menyusun narasi dan dialog untuk panggung.
Baca juga: Eman Suherman Taruh Perhatian Besar Pada Pelestarian Pencak Silat Majalengka
“Program Studi Seni Pencak Silat ini juga akan menggali keberagaman tradisi pencak dari berbagai daerah. Mulai dari aliran Cimande, Cikalong, Sabandar, hingga Sera akan diperkenalkan. Tak hanya dari Jawa Barat, tetapi juga Silek Minang dari Sumatera Barat, pencak silat dari Bali, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kemarin para pendekarnya juga sudah datang ke sini,” paparnya.
Meski sering diasosiasikan dengan olahraga pertandingan, prodi ini tidak hanya mencetak atlet.
ISBI Bandung ingin membentuk lulusan yang mampu mengembangkan pencak sebagai seni dan ilmu, baik sebagai seniman panggung, koreografer pencak, maupun peneliti budaya bela diri.
“Nanti bisa jadi atlet, bisa juga jadi pemikir seni, peraga, seniman pencak.Kita juga arahkan ke seni pertunjukan pencak, bukan hanya duel atau rampak, tapi juga teater dan drama,” ucapnya.
Edi pun optimis jika Prodi Pencak Silat ini akan diminati oleh calon mahasiswa. Bahkan banyak mahasiswa dari prodi tari saat ini yang menunjukkan minat besar terhadap pencak silat.
“Optimis karena pencak silat sudah masuk Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO dan sudah ada juga yang booking,” kata Edi.