Edukatif Motorik Tingkatkan Kapasitas Kader Posyandu dalam Penanganan Stunting di Desa Lengkong

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Permainan Edukatif Motorik Tingkatkan Kapasitas Kader Posyandu dalam Penanganan Stunting di Desa Lengkong

Bhakti Kencana University Gelar Pengabdian Masyarakat Kreatif Lewat Permainan Motorik

TRIBUNJABAR.ID - Bhakti Kencana University (BKU) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program nasional percepatan penurunan stunting melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan pada 12–13 Juli 2025 di Posyandu RW 08, Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Mengusung judul “Permainan Motorik untuk Perbaikan Stunting oleh Desing di Desa Lengkong”, tim dosen dan mahasiswa BKU menghadirkan pendekatan kreatif untuk meningkatkan kapasitas kader Posyandu dalam menstimulasi tumbuh kembang anak. Kegiatan ini merupakan bagian dari Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025.

Kegiatan dipimpin oleh Diah Adni Fauziah, SKM., M.Epid, dengan anggota dosen Yakobus Lau De Yung Sinaga, BSND, MPH dan Myrna Anissaniwaty, S.Psi, M.Psi, Psikolog., serta dukungan tim mahasiswa: Neng Putri Alfiani, Husnul Khotimah, dan Winda Agustina.

Permainan Edukatif Motorik Tingkatkan Kapasitas Kader Posyandu dalam Penanganan Stunting di Desa Lengkong

Hari Pertama: Stimulasi Motorik Lewat Permainan SEBLAK

Hari pertama kegiatan diisi dengan penyampaian materi oleh Myrna Anissaniwaty, yang menekankan pentingnya stimulasi motorik pada masa balita untuk mencegah keterlambatan perkembangan yang menjadi salah satu dampak stunting.

Materi tersebut dilanjutkan dengan pelatihan permainan SEBLAK (Seru Bareng Lakukan Asesmen Kartu), sebuah inovasi permainan matching kartu yang dirancang untuk membantu kader dalam melakukan penilaian perkembangan motorik anak secara menyenangkan dan aplikatif. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan simulasi langsung berbagai permainan motorik dan sensorik yang dapat digunakan dalam pelayanan Posyandu sehari-hari.
 
Hari Kedua: Oray Gesit dan APEL PANDU

Hari kedua dibuka dengan permainan Oray Gesit, yaitu permainan ular-ularan yang dilakukan di atas matras motorik. Selain menyenangkan, permainan ini berfungsi sebagai alat asesmen untuk melihat pemahaman kader terhadap isu gizi dan stunting.

Permainan Edukatif Motorik Tingkatkan Kapasitas Kader Posyandu dalam Penanganan Stunting di Desa Lengkong

Setelahnya, dilakukan sesi pendalaman materi oleh Yakobus Lau De Yung Sinaga terkait pentingnya keberlanjutan pelayanan Posyandu yang tidak hanya fokus pada timbang ukur, tetapi juga menyentuh gizi dan pola makan sehari-hari. Materi juga menyinggung makanan manis berkemasan yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. 

Sebagian besar makanan manis berkemasan mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi, pengawet, pewarna buatan, serta bahan aditif lain yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Konsumsi gula berlebih dikaitkan dengan risiko obesitas, diabetes tipe 2, kerusakan gigi, serta gangguan metabolik lainnya. Sayangnya, banyak masyarakat belum menyadari berapa banyak gula yang tersembunyi dalam produk-produk tersebut.

Kegiatan dilanjutkan dengan permainan edukatif APEL PANDU (Aku tahu PELayanan PosyANDU), dipandu oleh ketua tim, Diah Adni Fauziah, yang mengangkat persoalan klasik dalam pengelolaan Posyandu: pergantian kader yang kerap mengganggu kesinambungan pelayanan. Melalui permainan ini, kader diajak memahami kembali prinsip eksistensi Posyandu dan 5 meja pelayanan, dengan modifikasi fungsi Meja 5 sebagai area stimulasi motorik sensorik.

Permainan Edukatif Motorik Tingkatkan Kapasitas Kader Posyandu dalam Penanganan Stunting di Desa Lengkong

Sebagai layanan kesehatan berbasis masyarakat, Posyandu berfungsi mendeteksi secara dini masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya. Kader Posyandu mencatat data penting seperti berat badan balita, status gizi, kehamilan baru, kelahiran, kematian, hingga kasus diare, ISPA, atau stunting.

Semua pencatatan ini menjadi bagian dari sistem surveilans desa yang sangat dibutuhkan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan sebagai bahan perencanaan program Keseluruhan rangkaian kegiatan disambut antusias oleh para kader yang aktif berdiskusi terkait permasalahan yang kerapkali ditemukan di masyarakat.
 
Kegiatan pemberian pengetahuan sudah dilakukan, selanjutnya, tim melakukan monitoring dan evaluasi pada tanggal 6 Agustus 2025 untuk menilai efektivitas kegiatan yang telah dilakukan. Tim melihat bagaimana proses pelayanan posyandu dengan mengoptimalkan peran kader dari setiap meja yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, imunisasi/vitamin A/pemeriksaan ibu hamil, dan edukasi gizi dan Kesehatan.

Meja edukasi ditambahkan perannya untuk melihat perkembangan sensori dan motorik bayi/balita. Demi mendukung bantuan konkret perkembangan ini, tim pengabdian kepada masyarakat BKU telah menyediakan berbagai teknologi untuk stimulasi motorik bayi/balita.
 
Apresiasi dari Warga

Kegiatan ditutup oleh Ketua RW 08, yang menyampaikan apresiasi kepada Bhakti Kencana University atas kontribusinya dalam membangun kapasitas kader secara langsung di lapangan. “Terima kasih atas kehadiran dan bantuannya dalam mengembangkan Posyandu kami. Semoga kegiatan ini terus berkelanjutan,” ujar beliau dalam sambutannya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi model pendekatan yang interaktif, menyenangkan, dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan layanan dasar Posyandu sebagai ujung tombak pencegahan stunting di tingkat desa.

Berita Terkini