"Kalau kita itu kan banyak penulis-penulis pemula yang muncul di jurnal-jurnal yang beda liganya dengan yang di negara maju. Nah itu kemudian dianggap berisiko gitu," lanjut dia.
Tata menegaskan, meski ITB masuk dalam daftar 13 kampus dengan integritas diragukan bukan berarti hasil penelitian yang dilakukan jelek.
Padahal, hanya karena riset yang dilakukan belum sebanding dengan hasil riset yang dilakukan di negara maju.
"ITB itu integritas meskipun masuk kuning tapi sebetulnya itu masih dalam konteks wajar," ungkapnya.
Sementara itu, secara keseluruhan Tata menilai hasil riset di Indonesia juga sebenarnya tidak terlalu buruk. Apalagi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN.
"Tapi kalau yang ITB sendiri itu kami relatif bagus. Nanti coba dilihat aja misalnya dibandingkan dengan beberapa universitas top yang di ASEAN ya," tuturnya.
Ada lima tingkat penilaian yang diberikan pada universitas-universitas itu, yakni risiko rendah (risiko rendah), variasi normal (variasi normal), daftar pengawasan (dalam pemantauan), risiko tinggi (berisiko tinggi), dan bendera merah (buruk). (*)
Daftar 13 universitas di Indonesia yang hasil riset ilmiahnya masih diragukan:
1. Binus University - peringkat 11 (Red Flag)
2. Universitas Airlangga - peringkat 40 (Red Flag)
3. Universitas Sumatera Utara - peringkat 49 (Red Flag)
4. Universitas Hasanuddin - peringkat 69 (Red Flag)
5. Universitas Sebelas Maret - peringkat 86 (Red Flag)
6. Universitas Diponegoro - peringkat 152 (High Risk)
7. Universitas Brawijaya - peringkat 155 (High Risk)