"Harusnya mereka berburu di hutan belantara, lewat kreativitas menjual hasil research, hasil kajian, kemudian hak paten dan segala macam, sehingga intellectual capital-nya dapat ditingkatkan dan perguruan tinggi dapat banyak dana dari luar dan itu bisa digunakan untuk kekurangan UKT mahasiswa," katanya.
Bekerja sama dengan pinjaman online itu, menurut Cecep, merupakan cara yang paling gampang, tapi bukan solusi yang tepat.
"Dikti dan pemerintah pusat dalam hal ini, mestinya turun tangan mengatasi masalah ini. Mungkin bukan hanya di ITB, di tempat-tempat lain juga mungkin ada kasus yang harus dibantu," ujarnya. (nazmi abdurahman)