Dokter Hastry enggan menyalahkan pihak manapun atas hal tersebut.
Kemudian, dokter Hastry disinggung soal apakah ada rasa trauma untuknya selama ini mengusus jasad korban kejahatan hingga kekejian.
Lantas, dokter Hastry blak-blakan bukan trauma yang dia rasakan melainkan tersiksa.
Ahli forensik itu mengaku merasa tersiksa jika jasad belum teridentifikasi dan pelakunya belum tertangkap.
“Saya tersiksa kalau kasus Subang itu, (korban) datang dalam mimpiku,” ujarnya.
Seperti diketahui, korban dalam kasus pembunuhan ini yakni Tuti Suhartini (55) dan anaknya, Amalia Mustika Ratu alias Amel (23).
Mayat ibu dan anak tersebut ditemukan bersimbah darah dalam bagasi mobil yang parkir di halaman rumahnya, Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, pada 8 Agustus 2021 lalu.(*)
Laporan Wartawan Tribun Jabar Nazmi Abdurahman/Ahya Nurdin
Artikel Terkait Kasus Pembunuhan Tuti dan Amalia