Apakah tidak ada persaingan di antara penduduk wilayah itu?
Tentu saja ada.
Rasanya, persaingan antardaerah merupakan hal yang “universal”.
Pendukung AC Milan dan Inter Milan adalah contoh persaingan warga sekota yang mendukung dua klub yang berbeda.
Banyak contoh lainnya: pendukung Manchester City dan Manchester United, suporter Liverpool dan Everton, fan Real Madrid dan Atletico Madrid, dan banyak lagi.
Perseteruan antarpendukung tim kampung bahkan sangat terasa meneror pemain.
Saya pernah mengalami suasana macam itu tatkala masih bermain bola di kampung dalam turnamen antardesa sekecamatan.
Karena lapangannya terbuka, penonton terdepan berdiri tepat di garis batas lapangan, bahkan kadang melewati garis dalam keadaan tertentu, misalnya ada orang yang ingin melihat bola dengan cara melongokkan kepala dan orang lain mengikutinya.
Saya, yang berposisi sebagai penjaga gawang, adalah pemain yang paling dekat dengan penonton.
Sebab, gawang pun kadang tidak berjaring sehingga penonton bebas berdiri tepat di bawah mistar gawang.
Masih mendingan kalau penonton itu adalah pendukung tim kami.
Kalau mereka adalah pendukung tim lawan, sudah pasti mereka terus-menerus meneror saya.
Tidak hanya dengan kata-kata seruan dan makian, tapi juga dengan sikap dan gerakan yang mengintimidasi, misalnya kepalan tangan tangan dan acungan golok!
Benarkah itu golok? Tentu saja.
Bagaimana mungkin orang membawa golok bisa menonton sepak bola? Bisa saja.