Warga Argasunya Terpaksa Beli Air karena Sumur Tercemar, Ulama "Tampar" DPRD dan Pemkot Cirebon
Dugaan kuat, kondisi tersebut merupakan imbas dari pencemaran yang bersumber dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
DPRD Sebut Sudah Krisis, Desak Wali Kota Turun Tangan
Suara senada sebelumnya juga disampaikan anggota DPRD Kota Cirebon, Umar S Klau. Menurutnya, dugaan pencemaran yang terjadi di TPA Kopi Luhur telah masuk dalam kategori krisis yang menyentuh aspek sosial, ekonomi, hingga kesehatan warga.
“Air sumur itu vital. Kalau sudah tercemar, ancamannya kesehatan."
"Pemkot harus bergerak cepat, tidak cukup hanya memantau,” kata Umar.
Ia menekankan perlunya Wali Kota untuk turun tangan secara langsung sekaligus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan sampah.
“Kalau memang hasil uji menunjukkan pencemaran berasal dari TPA Kopi Luhur, perbaiki sistemnya. Jangan obor blarak,” ucapnya.
Umar juga memperingatkan agar Pemkot tidak menunjukkan sikap diskriminatif.
“Tidak adil kalau warga pusat kota menikmati fasilitas, tapi sampahnya dibuang ke Argasunya, lalu saat ada masalah kita diam,” tambahnya.
Warga Menutup Sumur, Mengandalkan Air Galon
Di Kampung Kalilunyu, Ketua RT 04 Asep Hidayatullah menunjukkan kondisi air sumurnya yang kini berubah keruh dan berbau tak sedap. Sejumlah warga bahkan telah menutup sebagian besar sumur demi menghindari risiko kesehatan.
“Airnya bau, warnanya keruh. Dipakai mandi malah gatal-gatal,” ungkap Asep.
Sri Hayati, warga setempat, mengaku sudah dua tahun menutup sumurnya dan beralih sepenuhnya pada air galon untuk kebutuhan harian.
"Air sumur saya keruh dan bau. Waktu masih dipakai mandi dan nyuci, kulit saya gatal-gatal,” katanya sambil memperlihatkan bekas iritasi di tangannya.
DLH Akui Ada Perbaikan, Tapi Belum Menyelesaikan Masalah
Kasubag TU UPT TPA Kopiluhur, Jawahir, membenarkan adanya keluhan warga terkait pencemaran tersebut. Ia menjelaskan, bau serta kekeruhan air diduga dipicu oleh kolam penampungan licit yang kerap meluber ketika hujan deras.
“Kami sudah membuat sumur bor di beberapa titik dan sedang menambah kolam penampungan baru,” ujar Jawahir.
Meski demikian, bagi warga, upaya perbaikan tersebut masih jauh dari cukup jika dibandingkan dengan penderitaan yang telah mereka tanggung selama bertahun-tahun.
(Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto)
Mengenal Mesin Canggih BPBD Cirebon, Bisa Ubah Air Kotor hingga Air Laut Jadi Layak Konsumsi |
![]() |
---|
Pria yang Pura-pura Tertabrak Mobil di Cirebon Ngeles di Depan Polisi: Salah Sasaran, Mobilnya Mirip |
![]() |
---|
Pohon Kelengkeng Berusia 400 Tahun di Goa Sunyaragi Cirebon Tumbang, Situs Candi Bentar Terserempet |
![]() |
---|
Mirip Sinetron, Viral Pria Pura-pura Ditabrak Mobil di Cirebon padahal Berhenti di Lampu Merah |
![]() |
---|
Pemuda di Cirebon Diduga Edarkan Obat-obatan Terlarang, Polisi Dalami Dugaan Jaringan Lebih Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.