Viral Warga Eretan Wetan Indramayu Gotong Jenazah Pakai Sarung, Kades Sebut Video Rekayasa
Supriyanto menjelaskan, lokasi tersebut masih satu lokasi dengan video viral sejumlah murid SD jalan kaki tanpa alas saat berangkat sekolah.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan warga di Desa Eretan Wetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menggotong jenazah menggunakan sarung untuk menyeberangi jembatan bambu yang sempit.
Jembatan ini merupakan akses pintas menuju pemakaman umum.
Peristiwa itu terjadi di Desa Eretan Wetan Blok Empang, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu.
Dalam video berdurasi 59 detik yang beredar luas, tampak sejumlah warga berhati-hati melangkah saat melintasi jembatan bambu karena hanya bisa dilalui oleh satu orang.
Terdengar pula suara perekam yang menyayangkan kondisi tersebut.
“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Ya Allah, mengkenen temen ya genah ning Eretan. Aja maning waras uripe, ninggale bae sampe keanggelan kaya konon (Innalillahi wainnailaihi rojiun. Ya Allah, begini banget tinggal di Eretan. Jangankan orang yang hidup, orang yang sudah meninggal saja sampai kesulitan kaya gini),” ucap salah satu warga dalam video tersebut dikutip Tribuncirebon.com, Kamis (7/9/2025).
Ternyata akses tersebut merupakan salah satu akses pintas yang dimiliki warga kampung setempat selain jalan umum lewat jalan empang untuk menuju ke luar pemukiman setempat.
Kondisi kampung ini diketahui terisolir dan di kelilingi oleh empang.
Menurut keterangan tokoh masyarakat Desa Eretan Wetan, Supriyanto (40), kondisi warga berjuang menerjang banjir dan lain sebagainya untuk memakamkan jenazah ke pemakaman umum sudah menjadi pemandangan biasa di desanya.
“Orang sakit dan orang meninggal ya seperti itu,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com.
Supriyanto menjelaskan, lokasi tersebut diketahui masih satu lokasi dengan video viral sejumlah murid SD jalan kaki tanpa alas saat hendak berangkat sekolah.
Pelajar itu berjalan di jalanan empang yang penuh lumpur dan becek. Sepatu mereka dilepas dan digantung ke leher, sedangkan tangannya mengangkat rok agar tidak kotor terkena lumpur.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kala itu bahkan langsung menemui pelajar yang ada di dalam video tersebut dan berjanji akan menyiapkan anggaran untuk relokasi pemukiman di sana.
“Jadi itu tuh akses yang sebelah sininya, arah timur yang lewat kali, di situ ada jembatan bambu yang dianyam. Kondisinya memang seperti itu, tapi kalau yang akses satunya itu lokasi jalan becek yang anak SD viral, jadi memang masih satu lokasi di Blok Empang,” ujar dia.
Di sisi lain, Supriyanto menjelaskan, video warga gotong jenazah pakai sarung dikarenakan jembatan itu hanya muat satu orang.
Sehingga tidak bisa digotong pakai keranda, apalagi di bawa pakai mobil ambulans karena aksesnya tidak ada.
Jembatan bambu yang dilintasi warga ini merupakan akses tercepat untuk menuju areal pemakaman yang berada di blok sebelah.
Lebih lanjut Supriyanto menyebut, fenomena ini merupakan salah satu kondisi nyata di lapangan yang saat ini dihadapi oleh warga Eretan Wetan imbas bencana banjir rob.
Supriyanto pun meminta keseriusan dari pemerintah dalam upaya penyelamatan Desa Eretan Wetan dari bencana banjir rob secara menyeluruh.
Relokasi hingga bantuan rumah panggung sendiri yang ditawarkan pemerintah sendiri, dinilai Supriyanto bukan solusi tepat.
Mengingat, akar masalah rendaman banjir rob ini berasal dari luapan sungai. Warga pun meminta agar lingkungan mereka dibuatkannya tanggul agar banjir rob tidak meluap lagi ke pemukiman.
Pihaknya punya keyakinan, jika pemerintah mau mengupayakan hal tersebut akan mengatasi masalah banjir rob yang selama puluhan tahun menghantui warga di sana.
“Ini juga sekaligus upaya penyelamatan Desa Eretan karena tanah kami ini tanah yang penuh sejarah. Jepang pertama mendarat itu di tanah kami di Eretan, makanya kami minta keseriusan pemerintah untuk atasi banjir rob ini,” ujar dia.
Di sisi lain, Kepala Desa Eretan Wetan, Edi Suhedi menduga video warga gotong jenazah pakai sarung sengaja dibuat-buat.
Sepengetahuan Edi, jembatan itu tidak pernah dilewati untuk membawa jenazah ke pemakaman mengingat aksesnya yang sulit.
“Biasanya bawa orang lewat yang keluarnya yang jalan KUD,” ujar dia.
Edi menyampaikan, dari laporan yang diterima pihaknya, kejadian warga gotong mayat pakai sarung ini terjadi pada dua hari lalu.
Jenazah tersebut awalnya dibawa pakai keranda. Saat tiba di jembatan bambu, jenazah dipindah dan digotong pakai sarung.
Setelah menyeberangi sungai, jenazah kembali dipindahkan ke keranda.
“Mungkin dianggapnya supaya dekat dengan kuburan. Jadi rekayasa, baru kali ini orang meninggal dibawa lewat jembatan itu biasanya gak pernah, biasanya itu lewat jalan yang keluarnya KUD,” ujar dia.(*)
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
Kisah Sukirwan dan Perahu Eretan di Kali Ciliwung Tarif Seikhlasnya Bertahan di Tengah Kota Jakarta |
![]() |
---|
Tagih Janji Kampanye, Warga Eretan Wetan Indramayu Teriak "Lucky Pembohong" saat Demo di Pendopo |
![]() |
---|
DPRD Indramayu Janji Evaluasi Lucky Hakim Terkait Banjir Rob, Setelah Warga Eretan Wetan Berdemo |
![]() |
---|
Warga Eretan Wetan Indramayu Murka Tak Ada Solusi Banjir Rob, Sebut 'DPRD Cuma Turu' |
![]() |
---|
Banjir Rob Langganan Kembali Rendam Eretan Wetan Indramayu, Tingginya 1 Meter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.