Berita Viral

Viral, Kisah Perjuangan Bidan Seberangi Sungai Rela Bertaruh Nyawa Demi Obati Pasien di Indonesia

Menjalani profesi mulia ternyata harus menghadapi tantangan. Inilah pula yang dialami dua bidan ini, bertaruh nyawa demi mengobati pasien

|
Editor: Hilda Rubiah
ISTIMEWA/DOK.DONA
AKSI NEKAT BIDAN: Aksi nekat bidan Dona terekam saat menyeberangi sungai usai jembatan penghubung antar nagari putus. Ia membawa tas berisi peralatan medis untuk mengobati pasien yang telah lama menunggu. Bidan Dona menceritakan bahwa aksi nekat tersebut terjadi pada Jumat (1/8/2025) pagi, saat ia hendak mengunjungi seorang pasien di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. (Foto: Dok. Dona)  

Bidan Dona mengaku berani menyeberangi sungai lantaran memiliki kemampuan berenang yang baik sejak sekolah.

“Dulu waktu SMA saya ikut lomba renang, jadi tidak takut saya saat berenang. Waktu pulang dari rumah pasien, saya juga berenang lagi,” jelasnya.

Pasien yang dikunjungi Bidan Dona kini sudah sembuh. 

Bidan Dona berharap pemerintah segera memperbaiki infrastruktur di wilayah tersebut, terutama jalan dan jembatan penghubung antar nagari.

“Semoga jembatan segera diperbaiki. Jalan pun diperhatikan karena bidan lain dan saya sering ke sana untuk mengobati warga,” tandasnya.

Baca juga: Viral, Ucapan Ibu Mertua saat Menantu Berjuang Melahirkan ‘Biar Saja Kau Mati!’, Ditegur Bu Bidan

Kisah Bidan Mega

Jauh sebelum kisah Bidan Dona viral, sosok Mega Armini lebih dulu menjadi buah bibir.

Sebab bidan di Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak tahun 2010 juga menyebrangi sungai acap kali berkunjung ke rumah pasiennya yang ada di dusun terpencil.

Dilansir dari Tribun Timur, Mega mengatakan saat itu tengah menuju ke Dusun Madello lantaran ada pasien ibu hamil yang hendak bersalin.

Sementara lokasi tempatnya bekerja ada di Dusun Mario dan berjarak tujuh kilometer.

Namun akses menuju ke lokasi harus menerjang aliran sungai. Terhitung, pada saat itu ia sudah dua kali menerjang sungai yang meluap.

"Tidak mengenal waktu, biar tengah malam atau dini hari sampai subuh," terang Mega.

Selain itu, di wilayah lain juga ada yang masih terisolir yaitu Dusun Bahonglangi berbatasan dengan Kabupaten Gowa, Sulsel.

Desa Bontojai sendiri berbatasan dengan tiga kabupaten di Sulsel.

Yakni Kabupaten Sinjai, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved