Berita Viral

Viral, Kisah Perjuangan Bidan Seberangi Sungai Rela Bertaruh Nyawa Demi Obati Pasien di Indonesia

Menjalani profesi mulia ternyata harus menghadapi tantangan. Inilah pula yang dialami dua bidan ini, bertaruh nyawa demi mengobati pasien

|
Editor: Hilda Rubiah
ISTIMEWA/DOK.DONA
AKSI NEKAT BIDAN: Aksi nekat bidan Dona terekam saat menyeberangi sungai usai jembatan penghubung antar nagari putus. Ia membawa tas berisi peralatan medis untuk mengobati pasien yang telah lama menunggu. Bidan Dona menceritakan bahwa aksi nekat tersebut terjadi pada Jumat (1/8/2025) pagi, saat ia hendak mengunjungi seorang pasien di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. (Foto: Dok. Dona)  

Apalagi pasien tersebut sudah lama menghubunginya untuk meminta pengobatan.

"Saat itu saya baru pulang dari pelatihan di Pekanbaru. Pasien sudah lama menghubungi minta diobati. Begitu saya sampai Pasaman, saya langsung berangkat ke sana,” ungkapnya.

Bidan Dona pun bergegas menuju lokasi dengan menyewa ojek. Pasalnya jarak rumah dengan lokasi pasiennya sekitar 27 kilometer.

Ia merogoh kocek sebesar Rp 400 ribu.

Namun di tengah perjalanan, Bidan Dona justru baru mendengar kabar jika jembatan penghubung antara dua nagari sudah roboh diterjang arus sungai.

“Sampai di Lanai, warga bilang jembatan sudah putus. Awalnya saya kira masih bisa dilewati dengan berjalan kaki, tapi ternyata sudah roboh total,” sambungnya.

Tanpa persipan khusus, memutuskan untuk berenang menerjang arus sungai.

“Saya tidak tahu kalau jembatannya putus, jadi tidak bawa perlengkapan apapun. Tapi karena pasien butuh bantuan dan tidak mungkin saya menolak, saya putuskan berenang,” ucapnya.

Bajunya basah. Alat medis yang berada di punggungnya berusaha ia selamatkan juga saat melintasi sungai.

Bahkan tak sadar jika aksinya itu direkam hingga berujung viral.

“Saya hanya dengar suara orang memanggil dari seberang, bilang ‘ke sinilah’,” katanya.

Bidan Dona kembali bercerita, perjalanan menuju lokasi bukan sekadar menerjang sungai saja.

Ia perlu melewati hutan dan jalan yang rusak parah.

Bahkan ia sempat terjatuh ke lumpur hingga tiga kali.

“Sudah sering saya ke kampung itu. Tapi ini pertama kali saya harus menyeberangi sungai. Bahkan sebelum sampai jembatan putus itu, saya tiga kali jatuh dari motor karena jalan berlumpur,” jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved