Hasil Kongres GMNI di Bandung Jadi 2 Kubu: Ketua Hasil Lesehan Jalan Soekarno & Versi Gedung Merdeka
Kongres GMNI di Bandung sejak 15 hingga 30 Juli 2025 melahirkan dualisme kepemimpinan yang diiringi klaim masing-masing. Risyad Fahlefi dan Sujahri.
Kritik Aktifis GMNI Bandung
Kondisi dualisme kepemimpinan di GMNI ini memicu kritik para aktifis GMNI di Bandung. Halim Mulia, Ketua Badan Kerja Cabang GMNI Bandung, menilai bahwa alih-alih kongres tersebut menjadi tonggak sejarah konsolidasi ideologis dan persatuan, kongres malah melahirkan perpecahan.
"Gedung Merdeka, saksi sejarah Konferensi Asia Afrika dan simbol solidaritas bangsa-bangsa tertindas, menjadi panggung tragis perpecahan GMNI. Di ruang yang dulunya menggema suara anti-kolonialisme dan persatuan bangsa Asia-Afrika, hari ini justru dipenuhi dengan egoisme dan nafsu kekuasaan dari segelintir elit organisasi. Semangat Soekarno yang dulu membara di sana kini seolah hanya menjadi slogan kosong," ujar Halim.
Menurutnya, kehadiran GMNI dalam ruangan bersejarah seperti Gedung Merdeka seharusnya menjadi refleksi sejarah dan kesadaran kolektif.
"Gedung itu bukan sekadar bangunan, melainkan simbol perlawanan, persatuan bangsa-bangsa Asia dan Afrika, tempat Bung Karno dan para pemimpin dunia berdiri sejajar melawan penindasan global. Namun, alih-alih merayakan semangat itu, yang justru terjadi adalah perpecahan," katanya.
Hal senada dikatakan Benny Sitanggang, aktifis GMNI dari Komisariat Fakultas Hukum Universitas Langlangbuana Bandung. Menurutnya, kongres GMNI menampilkan drama politik yang memalukan.
"Terlihat jelas terang terangan bahwa mereka yang mendeklarasikan diri sebagai pemimpin, justru merusak organisasi dari dalam demi kepentingan kecil, menghalalkan segala cara agar mendapatkan kekuasaan dengan cara mengorbankan organisasi," ujar Benny.
Hal senada dikatwkan Aryo Zulfikar Imami. Dia merasa malu dengan fakta bahwa Gedung Merdeka dan Jalan Dr Soekarno jadi arena tempat perpecahan di GMNI itu terjadi.
Padahal, Gedung Merdeka memiliki energi persatuan karena sempat digunakan sebagai lokasi digelarnya Konferensi Asia Afrika.
"Organisasi ini hanya bisa berdiri kokoh jika dijaga bersama, bukan dengan serampangan memecah belah melalui jalan pintas yang tidak sah," ucap Aryo.
Sekilas Tentang GMNI
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berdiri pada tanggal 23 Maret 1954. GMNI merupakan organisasi mahasiswa yang didasari ajaran Marhaenisme. Marhaenisme merupakan ideologi yang diajarkan Bung Karno.
Sebuah ideologi yang menentang penindasan manusia dan memperjuangkan hak-hak orang tertindas. Organisasi ini didirikan oleh gabungan tiga organisasi mahasiswa, Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (Jakarta), Gerakan Mahasiswa Merdeka (Surabaya) dan Mahasiswa Marhaenis (Yogyakarta).
Sebagai satu organisasi mahasiswa di Indonesia yang sudah cukup tua, GMNI berkontribusi dalam menghasilkan kader-kader nasional yang dikenal luas masyarakat.
Seperti Ganjar Pranowo (Eks Gubernur Jawa Tengah), Arief Hidayat (Hakim Mahkamah Konstitusi), Soekarwo (mantan gubernur Jawa Timur) dan masih banyak lagi.
GMNI Kota Sukabumi Turun Jalan, Tagih Janji Ayep Evaluasi Tunjangan Perumahan Anggota DPRD |
![]() |
---|
DPP PA GMNI Sampaikan Duka untuk Korban Demo, Minta Semua Pihak Menahan Diri dan Tak Terprovokasi |
![]() |
---|
9 Lokasi Kantong Parkir untuk Kirab Budaya HUT ke-80 Jabar di Bandung Hari Ini |
![]() |
---|
Kirab Budaya Meriahkan HUT ke-80 RI dan Jabar di Bandung Sore Ini, Catat Rute dan Rekayasa Lalin-nya |
![]() |
---|
Jadwal & Rute Kirab Budaya HUT ke-80 Jabar 19 Agustus 2025, Mulai di Gedung Merdeka Pukul 15.00 WIB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.