Fakta-fakta 3 Remaja di Sragen Coret Bendera Indonesia dengan Tulisan Gaza 14, Pelanggarannya Serius

Berikut fakta-fakta kasus tiga remaja di Sragen mencoret-coret Bendera Indonesia dengan tulisan Gaza, disebut terancam pelanggaran serius.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Istimewa via Tribun Solo
AKSI VANDALISME - Tiga bocah di Sragen melakukan aksi vandalisme dengan mencoret bendera merah putih dengan tulisan 'Gaza 14'. Jerat pidana pun menanti ketiga bocah tersebut..  

Menurut kronologi dari pengakuan para tersangka, awalnya, ketiga remaja itu mengaku tak berniat melakukan tindak kriminal.

Mereka awalnya membeli cat semprot Pylox untuk mengecat spion motor milik pacar salah satu pelaku.

Tapi niat mereka berubah drastis, mereka menuju SD Negeri 2 Gondang, lalu melancarkan aksinya.

S menuliskan kata “GAZA” di dinding sekolah dengan kata-kata kotor, hingga gambar tak senonoh.

Lalu R, diduga jadi otak aksi vandalisme, menambahkan tulisan “Anti Gaza”, “bom”, dan simbol tak dikenal.

Sedangkan D, penyedia cat, ikut menyaksikan namun tak mencegah.

“Puncaknya, mereka turunkan bendera, tulis ‘Gaza14’ di bagian putihnya, dan kibarkan lagi,” ungkap Kapolres Sragen.

AKSI VANDALISME - Tiga bocah di Sragen melakukan aksi vandalisme dengan mencoret bendera merah putih dengan tulisan 'Gaza 14'. Jerat pidana pun menanti ketiga bocah tersebut.. 
AKSI VANDALISME - Tiga bocah di Sragen melakukan aksi vandalisme dengan mencoret bendera merah putih dengan tulisan 'Gaza 14'. Jerat pidana pun menanti ketiga bocah tersebut..  (Istimewa via Tribun Solo)

Baca juga: Atasi Kenakalan Remaja, Tim Penyuluh Hukum Kemenkum Jabar Hadir di SMK Puragabaya

3. Dianggap Pelanggaran Serius

Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi mengungkap bahwa aksi vandalisme ketiga remaja pada Bendera Indonesia itu dinilai fatal pada pelanggaran serius.

“Ini bukan sekadar keisengan anak-anak, ini adalah bentuk penodaan terhadap simbol negara,” tegasnya.

Pasalnya bukan hanya tembok SDN 2 Gondang yang menjadi sasaran aksi vandalisme juga dilakukan pada simbol negara.

Ketiga bocah itu bahkan menurunkan bendera Merah Putih, mencoretnya, lalu mengibarkannya kembali dalam kondisi ternoda.

“Bendera bukan sekadar kain. Ia simbol kehormatan, pengorbanan, darah dan nyawa para pejuang. Merusaknya berarti mencederai jutaan jiwa yang gugur demi kemerdekaan,” ujar Kapolres Sragen Petrus dengan nada serius.

AKBP Petrus menegaskan bahwa cinta Tanah Air harus ditanamkan sejak dini. 

Ia juga menyinggung peran orang tua dalam pengawasan terhadap anak.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved