Sirkuit Nasional Padel 2025 Digelar di Bandung, Pesertanya Lebih Banyak Dibandingkan Jakarta

Kejuaraan ini bagian dari rangkaian turnamen nasional pertama cabang olahraga padel di Indonesia yang diagendakan digelar di empat kota besar.

tribunjabar.id / Lutfi Ahmad Mauludin
Sikuit Nasional Padel 2025, seri kedua yang digelar di Lapangan Padel Hill, Bandung, Jumat (25/7/2025), hingga Minggu (27/7/2025). 

Ia menegaskan bahwa padel tidak hanya patut dilihat sebagai sarana olahraga rekreatif, melainkan sebagai cabang yang memiliki potensi besar untuk mengukir prestasi di level internasional. Terlebih lagi, saat ini Federasi Padel Internasional (FIP) sedang berupaya memasukkan olahraga ini ke dalam ajang Olimpiade.

"Semoga kita bisa memiliki atlet yang bisa menyumbangkan emas untuk Indonesia," katanya.
Lebih jauh, Mochtar menjelaskan bahwa Bandung merupakan kota kedua dalam rangkaian empat seri sirkuit nasional. Setelah Jakarta, kompetisi akan bergulir ke Surabaya dan kemudian Bali sebagai penutup.

"Ini sudah banyak pesertanya untuk di Bandung sendiri. Jadi saya harapkan, nanti di Surabaya akan lebih banyak lagi," katanya.

Dirinya menyebut bahwa setelah pelaksanaan Sirnas seri pertama pada Mei lalu di Jakarta, Indonesia langsung memperoleh kepercayaan dari federasi internasional untuk menjadi tuan rumah turnamen bronze skala internasional, baik di Jakarta maupun Bali.

"Diberi kepercayaan oleh Federasi Internasional untuk menjadi host bronze, untuk skala internasional di Jakarta dan di Bali," ujar Mochtar.

Tingginya respons publik terhadap olahraga ini juga mendapat sorotan Mochtar. Baginya, tingginya minat masyarakat bukan sesuatu yang harus “dijaga” secara khusus karena padel memiliki daya tarik yang kuat secara alami.

"Saya sangat yakin ini akan terus antusias. Kenapa, karena cabor ini sangat unik, entry barrier ini gampang sekali. Jadi hampir semua bisa memainkan, tadi kan lintas umur, lintas usia, lintas gender. Sekeluarga bisa main, seperti saya yang sudah lansia juga masih bisa main," katanya.

Ia bahkan mengibaratkan perkembangan padel di Indonesia saat ini masih seperti fajar yang baru menyingsing, dengan potensi besar yang belum sepenuhnya tergali. Mochtar membandingkan atmosfer padel di luar negeri yang sudah jauh lebih berkembang.

"Kompetisinya sudah banyak, ditonton oleh banyak orang, terakhir kalau tidak salah di Argentina itu 16.500 orang yang nonton. Lebih banyak dari pertandingan tenis, setiap bulan kalau kita lihat itu ada kompetisi internasional."

Ia menambahkan bahwa fokus utamanya kini adalah menjaga konsistensi prestasi atlet dan terus menggulirkan kompetisi-kompetisi nasional maupun internasional agar kualitas permainan terus meningkat.

"Saya berharap bukan menjaga animo, tapi menjaga prestasi, supaya kita harus melakukan banyak kompetisi, apakah dalam skala nasional, apakah internasional. Kita juga terus berpartisipasi untuk mengirim atlet kepada turnamen-turnamen internasional," tuturnya.

Mochtar juga menyampaikan bahwa pertumbuhan infrastruktur padel terus meningkat. Hampir setiap bulan ada klub baru yang dibuka, terutama di Jakarta dan kini merambah ke berbagai kota lainnya di Indonesia.

"Jadi ini saya yakin akan terus berkembang, apalagi nanti mau masuk olimpiade, pasti akan terangkat lagi. Ini bukan hanya fomo-fomo lah. Menjadi olahraga serius," ucapnya.

Dengan semangat yang tinggi dan dukungan dari berbagai pihak, padel di Indonesia tak hanya tumbuh sebagai olahraga baru yang sedang naik daun, namun juga mulai menapaki jalur prestasi di level internasional. Bandung menjadi saksi tumbuhnya semangat baru ini—dan harapan besar pun digantungkan di langit kota ini.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved