Farhan Ambil Langkah Beda dari Dedi Mulyadi, Perbolehkan Study Tour: "Bandung Sendiri Mah Bebas!"
Farhan mengaku memahami nasib para pelaku usaha wisata, sehingga memilih untuk tetap memberikan ruang bagi sekolah untuk study tour.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJAABR.ID, BANDUNG - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memastikan bahwa pelajar di wilayahnya masih diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan study tour, walaupun Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah menerbitkan Surat Edaran (SE) yang mengimbau pelarangan kegiatan tersebut di lingkungan sekolah.
Menurut Farhan, larangan itu dikhawatirkan akan memperburuk kondisi industri pariwisata yang kini tengah mengalami penurunan pendapatan. Bahkan, kebijakan tersebut memicu aksi protes dari para pelaku sektor pariwisata yang berlangsung di kawasan Gedung Sate, Bandung.
"Sangat (berpengaruh pendapatan), cek ke Saung Udjo jangan tanya saya. Kota mah tidak bisa melarang, kebijakan kota mah simpel. Study tour dilarang apabila dihubungkan dengan prestasi akademik," ujar Farhan saat dijumpai di Balai Kota Bandung, Senin (21/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Bandung tidak akan membatasi pelajar untuk mengikuti study tour ke luar daerah, termasuk ke luar provinsi.
Farhan mengaku memahami nasib para pelaku usaha wisata yang bergantung pada kegiatan tersebut, sehingga memilih untuk tetap memberikan ruang bagi sekolah-sekolah mengadakan perjalanan edukatif.

"Mangga weh, saya tidak bisa melarang, masa saya larang. Kalau Bandung sendiri mah bebas, ini kota terbuka, terbuka itu artinya masuk boleh, keluar juga boleh gitu ya," katanya.
Namun begitu, Farhan menegaskan bahwa kegiatan study tour tidak boleh dikaitkan dengan kewajiban akademik siswa. Artinya, siswa yang tidak mampu mengikuti kegiatan tersebut tidak boleh diberikan tugas pengganti yang memengaruhi nilai sekolah mereka.
"Study tour mah study tour we, asal tidak ada hubungan dengan nilai. Jadi yang sanggup bayar, yang enggak sanggup gak usah bayar (ikut). Tanggung jawab, kepala sekolah dan orang tua sudah dewasa," ucap Farhan.
Ia menyebutkan bahwa selama ini cukup banyak sekolah swasta di Bandung, termasuk jenjang SMA, yang mengadakan study tour ke luar negeri seperti ke Australia maupun Amerika Serikat.
Kegiatan seperti itu diserahkan sepenuhnya kepada Komite Sekolah, dan sekolah tetap memegang tanggung jawab penuh atas pelaksanaannya.
"Tapi begitu ketahuan ada yang melaporkan, misalnya anak saya wajib ikut, kalau enggak nilai tidak bertambah atau kalau tidak ikut harus bikin tugas, maka kepala sekolahnya langsung diberhentikan, clear," katanya.
Dengan sikap resmi dari Wali Kota tersebut, sekolah-sekolah di Bandung kini tetap bisa menggelar kegiatan study tour dengan syarat tidak mewajibkan siswa mengikuti dan tidak mengaitkannya dengan penilaian akademik.
Kegiatan ini tetap diperbolehkan selama sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung.

Protes dari Pekerja Pariwisata
Ratusan bus pariwisata memadati ruas jalan Diponegoro, Kota Bandung saat sejumlah pekerja pariwisata se-Jawa Barat melakukan aksi unjuk rasa di Gedung Sate, Senin (21/7/2025).
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, bus tersebut parkir memanjang di dua arah jalan hingga perbatasan Jalan Supratman, sehingga kondisi ini menyebabkan arus lalu lintas terhambat karena ratusan bus itu parkir di bahu jalan.
Tak hanya itu, sejumlah bus juga ada yang diparkirkan di depan Gedung Sate saat aksi unjuk rasa untuk menuntut Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi mencabut Surat Edaran (SE) soal larangan study tour tersebut.
"Tadi konvoi bareng, kita dari PO Bandung Kota, cuma ikut ke PO Bandung Selatan. Tadi titik kumpulnya di sekitar Tol Soroja," ujar sopir bus dari PO Harum Prima Trans, Nanang (32) saat ditemui di Gedung Sate, Senin (21/7/2025).

Setelah semua berkumpul, ratusan bus tersebut langsung konvoi melalui Jalan Tol Pasteur, kemudian keluar dan melewati Flyover Pasupati hingga akhirnya mereka finish di Gedung Sate untuk melakukan aksi unjuk rasa.
"Alhamdulillah tadi perjalanan lancar, ini kurang lebih ada 400 unit bus. Parkir juga aman, kita ngikut saja sama rombongan yang lain," katanya.
Semua bus yang konvoi tersebut, kata dia, mengangkut para pekerja pariwisata, sehingga selama perjalanan dari titik kumpul menuju ke Gedung Sate tidak ada bus yang kosong, tetapi kondisi di dalam bus tidak sampai penuh.
"Iya tadi saya ngangkut pekerja (pariwisata), sama dengan yang lain, jadi semua bus terisi," ucap Nanang.
Seorang kondektur dari PO bus yang lain, Nandang (28) mengatakan, saat mengikuti unjuk rasa tersebut dia juga berkumpul di Tol Soroja, kemudian konvoi dengan mengangkut para pekerja pariwisata.
"Alhamdulillah, perjalanan lancar tadi jalurnya sama dari Soreang keluar Tol Pasteur. Tadi yang diangkut ada 5 orang dan parkir juga aman tidak susah," katanya.
Dukung MBG, Pemkot Bandung Buka Peluang Pemanfaatan Lahan Pemerintah untuk SPPG |
![]() |
---|
Pengamat Respons SE Gubernur Dedi Mulyadi Soal Larangan Knalpot Tak Sesuai Spesifikasi |
![]() |
---|
Pedagang Bandung Respons Larangan Knalpot Brong: Kami Hanya Penuhi Permintaan Pasar |
![]() |
---|
Kasus Dugaan KDRT Ustaz EE Mencuat, MUI Jabar Tegaskan Seorang Ustaz Harusnya Menjadi Teladan |
![]() |
---|
Respons Pemkot Usai Farhan Digugat Terdakwa Korupsi Bandung Zoo Terkait Sertipikat Lahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.