PERANG Terbuka Dedi Mulyadi-Pramono Anung, Saling Sindir di Forum Resmi untuk Tujuan 2029?
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengindikasikan sedang melakukan perang terbuka.
"Begitu Ronaldo karena ada Lionel Messi lah kemudian dia terus berlatih menunjukkan bahwa dia adalah pemain terbaik dan bisa melampaui Lionel Messi," kata Adi.
Kembali ke Dedi dan Pramono Anung, ia menilai kinerja yang baik nantinya bisa dipamerkan Pramono maupun Dedi Mulyadi, termasuk banjir dan macet.
"Baik Kang Didi Mulyadi ataupun Pramono Anung di daerahnya masing-masing tinggal pamer tunjukkan kepada publik apa solusi-solusi konkrit yang sudah diperbuat untuk daerahnya masing-masing terkait dengan kemiskinan, pengangguran dan seterusnya dan seterusnya, termasuk juga soal macet terkait dengan banjir," paparnya.
Adi tak menampik jika faktor saling sindir yang menjadi perang terbuka Pramono dan Dedi Mulyadi adalah kompetisi politik level nasional alias pilpres.
Pasalnya, Jabar dan DKI dengan jumlah pemilih yang banyak, pemimpinnya selalu dikaitkan dengan tiket maju menjadi capres maupun cawapres.
Baca juga: Ahli Kaligrafi Surati Dedi Mulyadi, Sebut Kaligrafi di Logo RS Welas Asih Bandung Salah Fatal
"Karena tentu gubernur-gubernur di dua provinsi ini adalah mereka yang selalu dikait-kaitkan dengan bagaimana menjadi calon pemimpin di masa-masa yang akan datang."
"Karena kita tahu siapapun yang jadi Gubernur Jawa Barat, siapapun yang jadi Gubernur Jakarta, biasanya kalau ada pemilu terutama Pilpres itu namanya masuk dalam bursa baik sebagai calon presiden ataupun sebagai calon wakil presiden."
Daftar polemik Pramono dan Dedi Mulyadi
1. Banjir Jakarta
Sebelumnya, Pramono memastikan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta pada Minggu (6/7/2025) pagi, disebabkan kiriman dari Bogor, Jawa Barat.
"Memang banjir yang terjadi pada hari ini adalah banjir kiriman yang paling utama. Karena curah hujan yang cukup tinggi di atas 200 liter," kata Pramono Anung di TMII Jakarta, Minggu (6/7/2025).
Pramono menjelaskan, saat itu Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta sudah membuka semua pompa untuk mempercepat banjir surut.
Menurutnya, banjir Jakarta terjadi akibat tiga penyebab sekaligus, yakni kiriman air dari bogor, curah hujan yang tinggi dan rob di pesisir.
Sementara, Dedi Mulyadi membantah pernyataan Pramono soal banjir Jakarta disebabkan kiriman dari Bogor.
“Enggak ada banjir kiriman dari Bogor. Air itu mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah, itu aspek siklus alam,” kata Dedi di acara Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi di Ancol, Kamis (10/7/2025), dikutip dari Kompas.com.
Kericuhan di Bandung Berlanjut, Kawasan DPRD Jabar Kembali Memanas, Polisi tembakkan Gas Air Mata |
![]() |
---|
Ketua Fraksi PPP Sebut Gugatan FKSS kepada Dedi Mulyadi Harus Jadi Pelajaran untuk Pemprov Jabar |
![]() |
---|
Ketua Fraksi PPP Soroti Pencabutan Gugatan FKSS Terhadap Gubernur Jabar Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Setelah Kericuhan di Bandung, Dedi Mulyadi Memohon Maaf: Minta Warga Sampaikan Aspirasi Secara Bijak |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Sempat Nyaris Diamuk Massa Diteriaki, Dilempari Botol Minum & Bambu, Kepala Terluka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.