PERANG Terbuka Dedi Mulyadi-Pramono Anung, Saling Sindir di Forum Resmi untuk Tujuan 2029?

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengindikasikan sedang melakukan perang terbuka.

Editor: Giri
YouTube SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BANDUNG BARAT
BERPIDATO - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberi pidato di Rapat Paripurna Hari Jadi Kabupaten Bandung Barat ke-18 pada Kamis (19/6/2025). Dedi terlibat "perang" dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. 

"Begitu Ronaldo karena ada Lionel Messi lah kemudian dia terus berlatih menunjukkan bahwa dia adalah pemain terbaik dan bisa melampaui Lionel Messi," kata Adi.

Kembali ke Dedi dan Pramono Anung, ia menilai kinerja yang baik nantinya bisa dipamerkan Pramono maupun Dedi Mulyadi, termasuk banjir dan macet.

"Baik Kang Didi Mulyadi ataupun Pramono Anung di daerahnya masing-masing tinggal pamer tunjukkan kepada publik apa solusi-solusi konkrit yang sudah diperbuat untuk daerahnya masing-masing terkait dengan kemiskinan, pengangguran dan seterusnya dan seterusnya, termasuk juga soal macet terkait dengan banjir," paparnya.

Adi tak menampik jika faktor saling sindir yang menjadi perang terbuka Pramono dan Dedi Mulyadi adalah kompetisi politik level nasional alias pilpres.

Pasalnya, Jabar dan DKI dengan jumlah pemilih yang banyak, pemimpinnya selalu dikaitkan dengan tiket maju menjadi capres maupun cawapres.

Baca juga: Ahli Kaligrafi Surati Dedi Mulyadi, Sebut Kaligrafi di Logo RS Welas Asih Bandung Salah Fatal

"Karena tentu gubernur-gubernur di dua provinsi ini adalah mereka yang selalu dikait-kaitkan dengan bagaimana menjadi calon pemimpin di masa-masa yang akan datang."

"Karena kita tahu siapapun yang jadi Gubernur Jawa Barat, siapapun yang jadi Gubernur Jakarta, biasanya kalau ada pemilu terutama Pilpres itu namanya masuk dalam bursa baik sebagai calon presiden ataupun sebagai calon wakil presiden."

Daftar polemik Pramono dan Dedi Mulyadi

1. Banjir Jakarta

Sebelumnya, Pramono memastikan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta pada Minggu (6/7/2025) pagi, disebabkan kiriman dari Bogor, Jawa Barat.

"Memang banjir yang terjadi pada hari ini adalah banjir kiriman yang paling utama. Karena curah hujan yang cukup tinggi di atas 200 liter," kata Pramono Anung di TMII Jakarta, Minggu (6/7/2025).

Pramono menjelaskan, saat itu Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta sudah membuka semua pompa untuk mempercepat banjir surut.

Menurutnya, banjir Jakarta terjadi akibat tiga penyebab sekaligus, yakni kiriman air dari bogor, curah hujan yang tinggi dan rob di pesisir.

Sementara, Dedi Mulyadi membantah pernyataan Pramono soal banjir Jakarta disebabkan kiriman dari Bogor.

“Enggak ada banjir kiriman dari Bogor. Air itu mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah, itu aspek siklus alam,” kata Dedi  di acara Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi di Ancol, Kamis (10/7/2025), dikutip dari Kompas.com.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved