PERANG Terbuka Dedi Mulyadi-Pramono Anung, Saling Sindir di Forum Resmi untuk Tujuan 2029?

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengindikasikan sedang melakukan perang terbuka.

Editor: Giri
YouTube SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BANDUNG BARAT
BERPIDATO - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberi pidato di Rapat Paripurna Hari Jadi Kabupaten Bandung Barat ke-18 pada Kamis (19/6/2025). Dedi terlibat "perang" dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengindikasikan sedang melakukan perang terbuka.

Pemandangan itu tergambar jelas ketika mereka menghadiri acara yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/7/2025). Mereka tak memberikan salam ketika masing-masing mendapat kesempatan untuk berpidato. Bahkan, kalimat sindiran keluar dari mulut keduanya.

Pengamat politik Adi Prayitno menyebut, aksi mereka adalah perang terbuka secara politik.

"Jadi secara tidak langsung inilah yang kita sebut sebagai balas pantun politik, sindir-menyindir, dan bahkan bisa disebut sebagai perang terbuka antara dua gubernur," kata Adi di channel Youtubenya, @adiprayitnoofficial, tayang Minggu (13/7/2025) yang dikutip dari Tribun Jakarta.

Dalam kegiatan KPK itu, Pramono Anung menyindir kemacetan di Bandung yang sudah mengalahkan Jakarta.

Kemudian, keduanya juga sempat saling bertukar pernyataan di media soal banjir Jakarta.

Ada yang menyebut itu sebagai kiriman dari Bogor, sedangkan dibalas penyebab banjir kiriman Bogor karena ulah orang Jakarta.

Terlepas dari itu, Adi yang merupakan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini memandang rivalitas politik dua gubernur ini baik.

Baca juga: Dedi Mulyadi dan Pramono Anung Tak Beri Salam hingga Saling Sindir lewat Pidato, Perang Dingin?

Keduanya bisa semakin maksimal dalam menunjukkan kebolehan masing-masing dalam memimpin daerahnya.

Pada akhirnya, masyarakat yang diuntungkan jika pemimpinnya berlomba-lomba membuat kebijakan terbaik sehingga bisa tampil unggul.

"Saya kira rivalitas dalam politik itu menjadi penting. Yang paling penting adalah rivalitas ini diwujudkan dan didesain sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas kepemimpinan, sebagai upaya untuk menciptakan bagaimana kebijakan-kebijakannya itu semakin populer dan pro rakyat dan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada."

Adi menyamakan rivalitas Pramono dan Dedi Mulyadi dengan persaingan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di dunia sepak bola.

Menurut Adi, dua pemain terbaik sepak bola dunia, setidaknya 10 tahun terakhir, itu membuat keduanya semakin memacu kualitas diri masing-masing.

Capaian jumlah gol hingga piala di berbagai kompetisi menjadi salah satu indikator penentu siapa yang lebih baik di antara kedunya.

Baca juga: Kisah Pilu Ibu di Bandung Masak Ayam Hasil Mungut dari Tempat Sampah, Dedi Mulyadi Bereaksi

"Kita masih ingat bagaimana rivalitas antara Lionel Messi dengan Ronaldo. Wah, hebat luar biasa. Dan bahkan dalam kesempatan di begitu banyak wawancara, Lionel Messi mengatakan bahwa dia bisa meningkatkan kualitasnya karena ada rival yang cukup luar biasa namanya Ronaldo."

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved