Jaga Kelestarian Lingkungan, Begini Cara Mengolah Sampah Dapur Jadi Eco Enzym
Bahan-bahan sisa dapur seperti kulit buah, sayuran, dan molase (gula tetes) bisa diolah menjadi eco enzym
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Rotary Club Bandung Kota Kembang kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dengan menggelar workshop eco enzym di ruang terbuka Hutanika, Jalan Asia Afrika, Bandung.
Acara ini merupakan bagian dari program tahunan yang menargetkan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga melalui pembuatan cairan eco enzym yang ramah lingkungan.
Community Service Rotary Club D3410 Endang Paminto, menjelaskan bahwa kegiatan ini menyasar masyarakat umum sekaligus menjadi bagian dari program jangka panjang mereka yang menargetkan 54 SMP Negeri di Bandung.
“Kami ingin masyarakat menyadari bahwa pengelolaan sampah bisa dimulai dari rumah. Sampah rumah tangga itu yang paling banyak, dan selama ini banyak yang belum tahu cara memilah atau mengolah. Padahal dengan membuat eco enzym, secara otomatis masyarakat akan memilah sampah dapur mereka sendiri,” kata Endang, Sabtu (5/7/2025).
Baca juga: Sampah di Pasar Gedebage Bandung Kembali Menumpuk, Petugas DLH Angkut hingga 90 Ton
Kegiatan workshop ini mengajarkan peserta membuat eco enzym dari bahan-bahan sisa dapur seperti kulit buah, sayuran, dan molase (gula tetes).
Peserta diajak langsung mempraktikkan langkah-langkah pembuatan cairan serbaguna ini, yang dapat digunakan sebagai pembersih lantai, penghilang bau, penyubur tanaman, hingga penjernih udara dan air.
Endang menekankan bahwa pelatihan ini tidak hanya menyasar sekolah, tapi juga komunitas dan bahkan kelompok marjinal.
“Sampai saat ini kami sudah masuk ke lima SMP Negeri dan terakhir ke Lapas Anak-anak. Kami ingin semua lapisan masyarakat, termasuk yang termarjinalkan, bisa merasakan manfaat eco enzym,” katanya.
Masalah sampah di Kota Bandung, menurut Endang, sudah berada di titik krusial.
Saat ini volume sampah yang mencapai ratusan ton per hari, TPA (Tempat Pembuangan Akhir) semakin kewalahan menampung.
“Kami sebagai Rotarian tidak bisa menyelesaikan semuanya, tapi kami ingin berkontribusi nyata. Bayangkan kalau ribuan rumah tangga di Bandung bisa mengolah sampah organiknya sendiri, berapa banyak sampah yang tak perlu masuk ke TPA?” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menyebut bahwa lokasi Hutanika, yang dikelilingi oleh restoran dan kafe, sangat potensial untuk dijadikan titik pengelolaan sampah berbasis eco enzym.
Baca juga: Sampah di TPS Bumi Sari Bandung Menumpuk, Proses Pengangkutan Terhalang Tembok
“Di Hutanika ini banyak restoran, otomatis sampah organik mereka pun besar. Kalau mereka mau buat eco enzym, bisa jadi solusi hemat dan ramah lingkungan enggak perlu beli pupuk atau cairan pembersih,” tambahnya.
Endang juga mengungkapkan bahwa ke depannya, Rotary Club akan memperluas edukasi ini ke hunian vertikal seperti apartemen.
PSM Unpad Wakili Indonesia di Ajang Paduan Suara Italia |
![]() |
---|
Kementerian Agama Kota Bandung Kolaborasi dengan Wakaf Salman dalam Program Wakaf Calon Pengantin |
![]() |
---|
Bus TMB dan Bandros Bakal Digratiskan Selama Sepekan, Catat Waktunya ! |
![]() |
---|
Keselamatan Karyawan Jadi Prioritas PNM, 1.500 AO Ikut Pelatihan Safety Riding di Kota Bandung |
![]() |
---|
Baznas RI Ganjar Penghargaan ke Pemkab Sumedang, Prestasi Pengelolaan Zakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.