Strategi Marketing Berbasis Data Jadi Kunci untuk Menjawab Tantangan Daya Beli yang Melemah

Memasuki paruh kedua tahun 2025, tanda-tanda perlambatan ekonomi di Indonesia semakin terlihat jelas, salah satunya daya beli menurun.

freepik via kompas.com
ANALISA ANNA LESCHUK - Foto ilustrasi marketing. Anna Leshchuk, Founder BreamsResearch, sebuah agensi riset pasar, mengatakan bahwa memasuki paruh kedua tahun 2025, tanda-tanda perlambatan ekonomi di Indonesia semakin terlihat jelas, pengeluaran konsumen terus menurun dan daya beli masyarakat semakin tertekan. Di situasi ini, banyak perusahaa  harus memikirkan ulang strategi pemasaran mereka. Sementara mengandalkan intuisi atau cara lama tidak lagi cukup. 

TRIBUNJABAR.ID - Memasuki paruh kedua tahun 2025, tanda-tanda perlambatan ekonomi di Indonesia semakin terlihat jelas, pengeluaran konsumen terus menurun dan daya beli masyarakat semakin tertekan. Di situasi ini, banyak perusahaa  harus memikirkan ulang strategi pemasaran mereka. Sementara mengandalkan intuisi atau cara lama tidak lagi cukup.

Hal ini diungkapkan oleh Anna Leshchuk, Founder BreamsResearch, sebuah agensi riset pasar.

Anna Leshchuck menekankan pentingnya pengambilan keputusan yang didukung oleh data.

“Sekarang semuanya berubah dengan cepat dan tidak bisa ditebak,”

“Perusahaan yang bisa bertahan adalah yang perusahaan yang mampu membaca perubahan sejak awal, apakah itu dari sentimen publik, perilaku belanja, atau aktivitas digital dan langsung mengambil tindakan sebelum kompetitor menyadarinya,” ujar Anna dalam keterangannya kepada Tribunjabar.id, Rabu (2/7/2025).

Reaktivasi Bandara Husein Sastranegara Dimulai dengan Peresmian Rute Susi Air Bandung-Yogyakarta

Anna menyebutkan sejumlah data terbaru yang menunjukkan bahwa situasi ini cukup serius.

Berdasarkan analis dari Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan di awal 2025.

Banyak pelaku usaha khawatir karena mulai terjadi peningkatan PHK dan turunnya daya beli masyarakat.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga kembali turun, mencerminkan sikap masyarakat yang semakin berhati-hati dalam membelanjakan uang.

Bahkan saat momen Lebaran 2025, menurut Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), pengeluaran rumah tangga di Jakarta turun hingga 25 persen.

Di tengah kondisi seperti ini, Anna mengatakan bahwa memahami konsumen menjadi sangat penting. Sebab segala keputusan, mulai dari pengembangan produk, strategi pemasaran, hingga komunikasi tentang brand, harus berdasarkan data yang nyata, bukan asumsi.

Riset data membantu bisnis melihat apa yang benar-benar dibutuhkan, dirasakan, dan oleh dipikirkan konsumen. Tanpa sebuat riset, kampanye pemasaran bisa tidak efektif atau bahkan tidak tepat sasaran.

“Di saat seperti ini, kita butuh data yang lebih mendalam,”

“Di sinilah peran BreamsResearch, dimana kami tidak hanya menyediakan data yang akurat dan mendalam, tapi juga membantu perusahaan mengambil langkah nyata berdasarkan data tersebut, baik untuk produk, pesan komunikasi, maupun pemilihan saluran promosi.” ujar Anna.

Baca juga: SMAN 12 di Cisewu Garut Jemput Bola Demi Cegah Anak Putus Sekolah, Aturan Rombel Tak Berpengaruh

Menurut lulusan Harvard Business School, BreamsResearch didirikan untuk membantu lebih banyak bisnis memahami perilaku konsumen secara strategis. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved