Dedi Mulyadi Berduka untuk Korban Longsor Sekeluarga di Garut, Sang Gubernur Rela Aksinya Dibully

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turut berduka untuk korban longsor di Garut yang menimpa satu keluarga. Singgung kebijakannya yang diserang

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Instagram Dedi Mulyadi/dok Pemdes Girimukti
DEDI MULYADI BERDUKA - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kanan) menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya satu keluarga yang menjadi korban bencana longsor di Garut. Satu keluarga tewas dalam tragedi longsor (kiri) di Kampung Kiararambai, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (25/6/2025) pukul 19.00 WIB. 

TRIBUNJABAR.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turut berduka untuk korban longsor di Garut, Jawa Barat.

Dalam ucapan belasungkawanya itu, Dedi Mulyadi sampai mengaku rela dikritik dan dibully karena aksinya demi menolong rakyat. 

Diberitakan sebelumnya, dalam tragedi longsor Garut menimpa satu keluarga jadi korban di Desa Girimukti, Kecematan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (25/6/2025)

Satu keluarga itu terdiri dari 4 anggota keluarga, di antaranya nenek Mar'ah (70), anaknya Linda (32), Mardi (36) menantunya, dan Fajar (3) cucu kecilnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Ancam Dirut RSUD Cibabat, Bakal Beri Sanksi bila Benar Ada Keterlambatan Pelayanan

Tak lama setelah menimpa satu keluarga di Garut, longsor juga terjadi di Tasikmalaya.

Menanggapi bencana yang menimpa warganya itu, Dedi Mulyadi selaku Gubernur Jawa Barat turut prihatin.

Dedi Mulyadi menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya satu keluarga di Garut yang menjadi korban longsor lewat akun media sosialnya @dedimulyadi71, dikuti[ Rabu (2/7/2025).

Selain ucapan duka, Dedi Mulyadi juga sempat menyinggung kebijakannya yang kerap mendapatkan serangan atau bullyan. 

Namun, ia menegaskan tidak mempermasalahkan bullyan dan serangan terhadap kebijakannya tersebut.

Awalnya, Politikus Gerindra itu menuturkan telah mengirimkan uang duka kepada keluarga korban musibah longsor di Garut.

"Untuk bekal hidup keluarga yang ditinggalkannya untuk pendidikan anak-anaknya, untuk membenahi membangun rumah baru," kata Dedi Mulyadi dikutip dari akun instagram @dedimulyadi71, Rabu (2/7/2025).

Selain itu, Dedi Mulyadi meminta warga Garut dan warganya di Jawa Barat untuk tidak melakukan penebangan hutan, menggunduli lahan dan perbukitan yang akan terdampak bencana ketika hujan.

"Karena apa, karena kita tidak mungkin terlepas dari bencana selama kita tidak bersahabat dengan alam yang kita tinggali," kata mantan Bupati Purwakarta itu.

Gubernu Jabar itu juga menuturkan kebijakannya selama ini merupakan upaya mencegah bencana dalam jangka panjang. 

"Saking sayangnya kepada warga," imbuhnya.

Lalu, Dedi Mulyadi mencontohkan kebijakannya yang menutup tambang, kebijakan alih fungsi lahan dan mengajak warga untuk menanam pohon.

“Mengelola dengan baik melakukan upaya revitalisasi sungai danau, area-area perbukitan," ujarnya.

Lantas, Dedi mengatakan bahwa seluruh kebijakannya itu adalah upaya untuk kepentingan masyarakat. 

Bahkan, Dedi Mulyadi mengaku harus menanggung serangan yang luar biasa dari aksi yang dilakukannya untuk rakyat.

"Tetapi bagi saya tidak ada masalah lebih baik saya diserang dibully yang penting rakyat saya selamat baik hari ini ataupun ke depan daripada saya ongkang-ongkang kaki menikmati jabatan untuk jalan-jalan tapi rakyanya didera bencana," jelasnya.

Baca juga: Respons Dedi Mulyadi soal Uang Bonus Persib Bandung dari Patungan ASN Dikembalikan: Terserah Sekda

Satu Keluarga Tewas Jadi Korban Longsor

Diberitakan sebelumnya, satu keluarga tewas dalam tragedi longsor di Cisewu Garut.

Peristiwa longsor tersebut terjadi tepatnya di Kampung Kiararambai, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (25/6/2025) pukul 19.00 WIB.

Adapun longsor Garut itu menimpa satu keluarga nenek Mar’ah bersama anak, menantu dan cucunya.

Berikut identitas korban tertimbun longsor: 

1. Ibu Mar'ah

2. Mardi (mantu)
3. Linda (anak dari Mar'ah)
4. Fajar (cucu dari Mar'ah)

Menurut kronologi peristiwa longsor itu terjadi saat hujan deras.

Tebing setinggi 20 meter di belakang rumah mereka longsor.

Material tanah seketika menutup seluruh bangunan rumah hingga ambruk, seisi penghuni ikut terkubur di dalamnya. 

Kepala Desa Girimukti Yeyet mengatakan, longsoran itu menimpa rumah milik Mar'ah dan berdampak pada bangunan penggilingan padi.

"Seluruh penghuni rumah meninggal dunia akibat longsor itu, jumlahnya empat orang," ujarnya saat dihubungi Tribunjabar.id, Kamis (26/6/2025).

3 GENERASI - Satu keluarga dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi longsor di Kampung Kiararambai, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (25/6/2025) pukul 19.00 WIB. 4 orang yang tertimbun itu merupakan satu keluarga dalam 3 generasi yakni nenek, anak dan cucu sekaligus menantu.
3 GENERASI - Satu keluarga dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi longsor di Kampung Kiararambai, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (25/6/2025) pukul 19.00 WIB. 4 orang yang tertimbun itu merupakan satu keluarga dalam 3 generasi yakni nenek, anak dan cucu sekaligus menantu. (dok Pemdes Girimukti)

Ia menuturkan, rumah Mar'ah berada dalam satu area dengan dua rumah lainnya, dengan jarak antar rumah sekitar 20 hingga 30 meter.

Salah satu dari tiga rumah itu adalah milik keluarga korban.

"Proses evakuasi berjalan hingga pukul 22.00 malam tadi, dibantu warga dan forkopimcam," ungkapnya.

Proses evakuasi yang dilakukan berlangsung dramatis, ketika jasad korban berhasil ditemukan, Mardi tampak memeluk Linda dan Fajar, anaknya, dengan posisi saling melindungi.

Di dekat mereka, Mar'ah juga ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa.

"Ibu Mar'ah masih memiliki anak yang rumahnya tak jauh dari lokasi, malam tadi juga dievakuasi ke rumah anaknya," 

"Kami atas nama pemerintah turut berdukacita cita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban," lanjutnya.

Kapolsek Cisewu Iptu Asep Pujaeri pun sempat menyampaikan ucapan duka.

Iptu Asep Pujaeri mengatakan, setelah bencana pihaknya dadi unsur TNI-Polri, BPBD dan Forkopimcam masih melakukan pembersihan material longsor.

"Tadi pagi jam 8 seluruh korban sudah dimakamkan, sekarang tinggal pemantauan dan pembersihan material longsor," ujarnya saat dihubungi Tribunjabar.id.

Ia mengingatkan warga yang tinggal di kawasan rawan bencana agar terus meningkatkan kewaspadaan, terutama saat curah hujan tinggi melanda wilayah tersebut.

Langkah-langkah koordinasi juga terus dilakukan bersama pemerintah desa, BPBD, dan para relawan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana lanjutan.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kejadian ini. Semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta kesabaran," tutur Asep.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved