Bisnis Payung Geulis Tasikmalaya Bertahan dari Kepunahan, Sempat Sering di Ekspor Ke Eropa

Bisnis payung geulis khususnya di Tasikmalaya terancam kepunahan karena semakin berkurangnya minat generasi muda menekuni bisnis ini

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Siti Fatimah
Jaenal Abidin
PAYUNG GEULIS - Perajin sedang menyelesaikan pembuatan payung geulis di tempat produksi Payung Geulis Karya Utama di Kampung Panyingkiran RT 01/02, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Saat ini bisnis payung geulis sudah tidak banyak bahkan terancam kepunahan karena makin berkurangnya minat generasi muda untuk meneruskan memproduksi payung geulis yang ikonik ini. 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Payung Geulis tidak hanya menjadi produk unggulan tapi salah satu icon Kota Tasikmalaya. Bahkan, produk UMKM ini sudah terkenal ke luar kota sampai jadi oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung.

Salah satu pengrajin sekaligus pencetus payung geulis yakni milik Payung Geulis Karya Utama yang berada di Kampung Panyingkiran RT 01/02, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Payung Geulis Karya Utama sudah berdiri sejak tahun 1971 dan saat ini dikelola oleh generasi ketiga yakni Sandi Maulana.

Sandi mulai meneruskan usaha milik sang kakek ini sejak tahun 2018, yang diturunkan dari generasi kedua yakni kakak kandung Sandi Maulana.

Baca juga: Kerajinan Payung Geulis Kurang Diminati Anak Muda Tasikmalaya, Perajin Berharap Ada Regenerasi

Saat ini, usaha pembuatan payung geulis memiliki empat pegawai, dua orang bagian melukis dan dua orang lagi membuat kerangka payung. Selain itu, setiap harinya pesanan dari luar kota untuk payung geulis selalu ada.

Pemilik Payung Geulis Karya Utama Sandi Maulana menjelaskan, bahwa dirinya menjadi generasi ketiga meneruskan usaha  yang telah dirintis sang kakek sejak tahun 1971 silam.

"Untuk karya utama ini berdiri 1971 didirikan oleh kakek saya, dan diteruskan oleh saya sebagai generasi ketiga," ungkap Sandi ketika ditemui wartawan TribunPriangan.com, Senin (30/6/2025).

Sandi mengaku, saat ini usaha pembuatan payung geulis setiap hari selalu ada pesanan dari luar kota yang menjadi langganan tetap.

"Untuk pemasaran kebanyakan luar kota, seperti Bali, Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya dibanding dalam kota. Sedangkan untuk motif yang best seller motif bunga sakura, tapi total ada 12 motif di karya utama," jelasnya.

Ia menuturkan produksi payung geulis setiap harinya selalu ada, meskipun tidak banyak.

Karena sudah memiliki pelanggan tetap.

"Dalam sehari produksi paling 30 sampai 40 payung geulis dengan membuat beberapa motif tergantung pesanan. Untuk harga kita bandrol mulai di harga Rp50 sampai Rp1 juta lebih," ungkap Sandi.

Untuk harga sebetulnya bahan dan ukuran itu yang membuat harga mahal, kalau motif mengikuti permintaan pelanggan saja.

Meskipun sudah lama berdiri, tapi usaha yang Sandi kembangkan saat ini belum dilakukan pengiriman ke luar negeri dan hanya pesanan luar kota.

"Ekspor saat ini belum, kalau dulu sering ke Eropa saat dikelola kakek," tegasnya.

Proses pembuatan payung geulis pun tidak terlalu lama asalkan cuaca cukup untuk mengeringkan hasil lukisan di payung.

Masih kata Sandi menambahkan, setiap pekerja pun ada bagian masing-masing sehingga proses pembuatan cepat sesuai target pesanan.

Baca juga: Deretan Payung Geulis Bikin Kawasan Pedestrian Jalan Cihideung Kota Tasik Makin Geulis, Warga Senang

"Sekarang aja ada pesanan, dan dua pegawai sudah bikin kerangkanya. Nanti bagian melukis ada lagi, sehingga waktu pun tidak terlalu lama," tuturnya.

Meski jadi icon Kota Tasikmalaya, ternyata perhatian Pemkot Tasikmalaya terhadap pengrajin Payung Geulis sangat kurang khususnya dinas terkait.

"Untuk dinas terkait mungkin karena memang bisa dibilang kurang. Padahal Payung Geulis sudah jadi icon Kota TasikMalaya," ucap Sandi.

Kedepan Pemkot dan Dinas terkait bisa lebih diperhatikan payung geulis karena ada beberapa masalah di lapangan yang mungkin dinas tidak akan tahu.

Tak hanya itu, ia pun meminta ke generasi muda lebih menjaga serta melestarikan budaya kota Tasikmalaya salah satunya Payung Geulis.

"Karena keberadaan payung geulis sudah mendapat sertifikat dari kementrian sebagai warisan budaya harta benda di 2021 dan tentunya generasi muda sekarang bisa melestarikan payung geulis," kata Sandi. 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved