Kisah Rofidah Anak Sopir Pengangkut Jerami Lolos UGM, Kini Kerja di Konter Demi Ringankan Beban Ortu
Inilah kisah Rofidah Nurhana Lestari, anak sopir pengangkut Jerami yang lolos masuk ke Universitas Gadjah Mada (UGM).
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID - Inilah kisah Rofidah Nurhana Lestari, anak sopir pengangkut Jerami yang lolos masuk ke Universitas Gadjah Mada (UGM).
Perjuangannya untuk terus belajar, serta dukungan ayahnya dari balik kemudi truk pengangkut Jerami berhasil mengantarnya menjadi calon mahasiswa UGM.
Rofidah merupakan anak bungsu dari sebuah keluarga sederhana di Wonosari, Gunung Kidul.
Rofidah dikenal sebagai pribadi mandiri dan pekerja keras.
Belajar Sampai Tengah Malam
Kendati dalam kondisi ekonomi terbatas, ayah Rofidah, Timbul Marsono (54), selalu mendorong anak-anaknya untuk tidak menyerah.
Ia merasa melihat putri bungsunya tumbuh sebagai anak yang rajin dan penuh semangat belajar.
“Kalau belajar bisa sampai jam 1 atau 2 malam, apalagi menjelang ujian,” ujar Timbul dengan bangga, dikutip dari laman resmi UGM.
Baca juga: Kisah Nauli Anak Penjual Pakaian Bekas Lolos ITB, Rektor Nangis Sesenggukan Datangi Rumahnya
Adapun Rofidah sendiri memiliki catatan akademik yang gemilang sejak kecil.
Dari SD hingga SMP, ia selalu meraih peringkat satu.
Kecintaanya membaca membawanya menjadi juara lomba menulis puisi.
Bahkan, salah satu karyanya diterbitkan alam buku Catatan Perjuangan Bersama Najwa Shihab.
Rofidah mengakui semangat belajar itu juga tumbuh berkat dorongan dari kedua orang tuanya.
“Bapak dan Ibu selalu mendukung saya untuk bisa sekolah setinggi mungkin, meski dalam kondisi ekonomi yang sulit,” ucap anak bungsu dari dua bersaudara itu dengan mata berkaca-kaca.
Rofidah juga mengenang pesan sang ayah yang tak henti meyakinkannya untuk tetap kuliah.
“Bapak selalu bilang pasti ada kesempatan beasiswa, dan saya pasti bisa kuliah,” kenang Rofidah.
Sang Ayah Kerja Pagi hingga Malam demi Keluarga
Timbul bekerja sebagai sopir truk pengangkut Jerami untuk pakan ternak.
Truk yang digunakannya adalah milik tetangganya.
Setiap hari, ia mengangkut Jerami dari desa ke desa dan menjualnya ke para peternak.
“Jerami saya ambil dari desa, lalu saya jual ke yang punya ternak,” jelas Timbul.
Baca juga: Sosok Devit Anak Kuli Angkut yang Diterima ITB, Warga Patungan Biaya Merantau, Kini Dijemput Rektor
Namun, saat musim hujan tiba, permintaan jerami menurun drastis. Untuk tetap menyambung hidup, Timbul beralih menjual barang bekas.
“Kalau sedang sepi, saya keliling cari rongsokan,” katanya. Darini (52), ibu Rofidah, menambahkan bahwa suaminya kerap berangkat sejak dini hari dan pulang larut malam untuk mencari nafkah.
“Sebulan bisa delapan sampai sepuluh kali jalan, tapi tidak tentu. Sekali angkut bisa dapat seratus ribuan,” jelasnya.
Di mata Rofidah, kedua orang tuanya adalah sosok penuh kesabaran dan pengorbanan.
Tak hanya membanting tulang demi pendidikan anak, mereka juga merawat kakaknya yang mengalami kelumpuhan sejak kecil hingga wafat tahun lalu.
“Selama 27 tahun Ibu merawat kakak di rumah, bahkan sering bolak-balik ke rumah sakit,” ungkapnya.
Menjelang awal perkuliahan pada Agustus mendatang, Rofidah memilih mengisi Waktu luangnya dengan bekerja sebagai penjaga konter HP.
Keputusan itu bukan tanpa pertimbangan, melainkan karena melihat kondisi orang tuanya.
“Melihat kondisi Bapak di musim hujan ini yang belum bisa bekerja maksimal. Saya juga tahu nantinya masuk kuliah juga perlu biaya,” katanya.
Baca juga: Kisah Zaky Anak Pedagang Plastik Penerima Beasiswa KIP, Raih IPK 3,99 di ITB, Prestasinya Mentereng
Cita-citanya Kerja di Kementerian Pertanian
Rofidah memutuskan memilih Program Studi Teknik Pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian UGM karena ingin terlibat dalam kemajuan dunia pertanian di Indonesia.
“Saya tertarik karena teknik pertanian menawarkan aspek teknologi dan inovasi. Saya ingin bisa berkontribusi dalam meningkatkan produksi dan sarana pertanian di Indonesia,” harapnya.
Ia sangat bersyukur bisa diterima di UGM dan mendapatkan beasiswa UKT 100 persen yang sangat membantu kondisi ekonomi keluarganya.
Darini, ibunya, menyampaikan rasa syukur mendalam atas bantuan yang diberikan UGM kepada putrinya.
“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada UGM yang telah memberi kesempatan dan bantuan kepada anak saya. Rofidah bisa kuliah tanpa membayar UKT, sungguh luar biasa,” tutur Darini.
Baca berita Tribun Jabar lainnya GoogleNews.
UGM Nonaktifkan Mahasiswa Tersangka Pembunuh Kepala Cabang Bank BUMN, Ini Sosoknya |
![]() |
---|
Kisah Anyndha, Anak Penjual Soto di Yogyakarta Gratis Kuliah di UGM, Pernah Buat Inovasi Sejak SMA |
![]() |
---|
Kisah Eifie, Atlet Disabilitas Anak Tukang Kayu Diterima Kuliah Gratis di UGM, Prestasinya Mentereng |
![]() |
---|
Kisah Stanggy Anak Buruh Bangunan Berhasil Diterima Kedokteran UGM, Terinsipirasi dari "Dokter 2000" |
![]() |
---|
Sosok Dirga, Anak Tukang Bubur Diterima UGM Gara-gara Tenis, Ortu Diam-diam Datang saat Seleksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.