BIJB Kertajati Perlu Suntikan Dana Rp 9 M Perbulan dari Pemprov Jabar, Listrik Saja Sebulan Rp 1 M

M Singgih mengakui per bulan BIJB membutuhkan suntikan duit untuk operasional Rp9 miliar-Rp10 miliar lebih, itu pun angkanya sudah hasil efisiensi. 

Tribun Cirebon/ Ahmad Imam Baehaqi
PENUMPANG - Sejumlah penumpang saat menunggu jadwal penerbangan pesawat di BIJB Kertajati, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Senin (24/2/2025). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) hingga saat ini belum optimal, menggantikan peran Bandara Husein Sastranegara

Bahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus mengeluarkan duit Rp 60 miliar pertahun untuk membiayai operasional Bandara yang berlokasi di Majalengka tersebut. 

Direktur Utama PT BIJB, M Singgih mengakui per bulan BIJB membutuhkan suntikan duit untuk operasional Rp9 miliar-Rp10 miliar lebih, itu pun angkanya sudah hasil efisiensi. 

“Itu sudah dihemat banget, sehingga keluar angka (Rp 60 miliar) sesuai yang disampaikan Pak Gubernur, sudah diefisienkan,” ujar Singgih, Jumat (13/6/2025).

Besarnya biaya operasional BIJB belum berbanding lurus dengan pendapatan dari penumpang dan penerbangan. Hingga saat ini Bandara tersebut masih paceklik, tapi biaya operasional harus tetap dikeluarkan setiap bulannya.

Baca juga: Biaya Operasional BIJB Kertajati Rp 60 Miliar Per Tahun, Farhan Minta Bandar Husein Dibuka Lagi

Bahkan, untuk biaya listrik saja BIJB harus mengeluarkan duit sampai Rp 1 miliar per bulan. Mahalnya biaya tersebut, kata Singgih, karena BIJB mengikuti standar dunia penerbangan.

“Listrik itu dalam kondisi sudah dihemat saja masih bisa Rp900 juta-Rp1 miliar per bulan. Belum lagi karyawan mesti tidak banyak tapi ada di tiap lini,” katanya.

Selain listrik, biaya yang harus dikeluarkan adalah untuk kebersihan dan semua fasilitasnya harus menjamin safety, security, service (3S). 

“Dan 1 C complaint terhadap aturan dunia penerbangan. Itu memerlukan biaya besar,” ucapnya. 

Persyaratan bandara juga, kata dia, mewajibkan jika jumlah personel yang ada harus cukup untuk mengantisipasi adanya kecelakaan penerbangan. 

“Harus sigap, respon time harus terpenuhi dari waktu ke waktu, harus dirawat,” katanya.

Saat ini jumlah karyawan di BIJB mencapai 160 orang termasuk operasional, angka ini menurutnya sudah turun di bawah standar dunia penerbangan. 

“Tapi angka segitu memang betul,” ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi merasa terbebani dengan biaya operasional Bandara Kertajati setiap tahun yang mencapai Rp 60 miliar. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved