Sapi Kurban di Bandung Ngamuk saat Akan Disembelih, DKPP Jabar Ungkap Penyebabnya

Menurut Suprijanto, sapi merupakan hewan yang cukup sensitif terhadap lingkungan sekitar.

Penulis: Nappisah | Editor: Ravianto
cctv
SAPI STRES - Sapi kurban yang akan disembelih saat Hari Raya Idul Adha lepas dan mengamuk. Peristiwa ini terjadi di Jalan Kopo, Gang Pabrik Kulit Selatan, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Jumat (6/6/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Peristiwa hewan kurban yang mengamuk saat akan disembelih kembali terjadi di sejumlah tempat, salah satunya di Kota Bandung. 

Kejadian ini sempat viral di media sosial dan menarik perhatian warganet, terutama karena aksi sapi yang lepas dan berlari liar hingga membahayakan warga sekitar.

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, drh. Suprijanto, menjelaskan bahwa perilaku sapi yang mengamuk saat hendak disembelih umumnya dipicu oleh stres akut akibat perubahan suasana yang drastis.

“Biasanya sehari-hari mereka hanya melihat sesama sapi di kandang, suasana sepi. Tapi saat kurban, kondisinya berubah," ujarnya, kepada Tribunjabar.id, Sabtu (7/6/2025). 

Menurutnya, sapi merupakan hewan yang cukup sensitif terhadap lingkungan sekitar.

"Saat akan disembelih diriung (dikerumuni), melihat banyak orang, ada suara TOA masjid yang keras, ditambah cara mengikat yang tidak benar,” katanya. 

 Suasana yang ramai, suara keras, hingga perlakuan yang kasar atau tidak tepat dapat memicu respons stres yang membuat sapi kehilangan kendali.

“Kondisi seperti ini membuat sapi merasa terancam, panik, dan akhirnya berontak,” tambahnya.

Suprijanto menegaskan bahwa pihaknya telah berkali-kali mengimbau panitia kurban di berbagai daerah untuk memperhatikan faktor kenyamanan hewan sebelum disembelih

Salah satu prosedur penting yang harus diikuti adalah menghindari kerumunan di sekitar sapi, serta menempatkan hewan kurban di lokasi yang teduh dan tenang.

“Jangan dikerumuni, pisahkan dan ikat di lokasi yang teduh, dan tidak ramai biar sapi nyaman,” tegasnya.

Ia juga menambahkan, penting bagi panitia untuk memiliki pemahaman dasar mengenai teknik penanganan dan pengekangan hewan kurban, termasuk penggunaan tali ikat yang tepat, guna menghindari kejadian tak diinginkan.

Menurutnya, kejadian sapi mengamuk memang kerap terjadi setiap musim Iduladha, dan tidak jarang menyebabkan kerusakan hingga korban luka.

 Oleh karena itu, edukasi tentang penanganan hewan kurban menjadi aspek penting yang harus diperhatikan seluruh pihak demi kelancaran dan keselamatan dalam pelaksanaan ibadah kurban. (*)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved