Longsor Gunung Kuda Cirebon

Tim SAR Cium Bau Menyengat di Gunung Kuda Cirebon, Anjing Pelacak Temukan Titik Diduga Jenazah

Memasuki hari kelima, bau menyengat mulai tercium di sekitar area pencarian, yang mengindikasikan adanya jenazah korban tertimbun longsor.

Tribuncirebon.com / Eki Yulianto
Tim SAR gabungan kembali melanjutkan proses pencarian korban longsor di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Selasa (3/6/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Tim SAR gabungan kembali melanjutkan proses pencarian korban longsor di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Selasa (3/6/2025).

Memasuki hari kelima, bau menyengat mulai tercium di sekitar area pencarian, yang mengindikasikan adanya jenazah korban tertimbun longsor.

Dandim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron mengatakan, bahwa pencarian dimulai dengan apel pengecekan personel dan material, dilanjutkan dengan doa bersama agar seluruh tim selalu dalam lindungan Tuhan selama proses evakuasi.

"Ya baik, untuk kegiatan hari ke-5 proses pencarian korban longsor Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, kita memang mulai dengan kegiatan apel pengecekan baik personil maupun material."

"Dilanjutkan kita melaksanakan tawasul atau doa bersama supaya kita di dalam melaksanakan proses pencarian ini selalu dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa," ujar Yusron di lokasi, Selasa (3/6/2025). 

Proses pencarian hari ini difokuskan pada sektor sebelah kiri batu besar yang disebut worksheet A, menyusul temuan anjing pelacak atau K9 yang mendeteksi adanya tiga titik diduga lokasi jenazah.

"Informasi dari K9 ini sementara ditemukan ada tiga titik yang terindikasi adanya jenazah di dalam timbunan."

"Kalau kita melihat belakang, yaitu titik sektornya berada di batu sebelah kiri, yaitu worksheet A itu sebelah kiri daripada batu itu ada satu titik dan sebelah kanan batu itu ada dua titik," ucapnya.

Yusron mengungkapkan, bau menyengat yang mulai tercium di sekitar lokasi menjadi salah satu indikator penting dalam pencarian.

"Terkait baunya cukup menyengat sehingga memudahkan anjing pelacak bekerja."

"Tentunya kita sebagai manusia saja sudah mulai mencium bau yang menyengat, apalagi dengan menggunakan K9 atau anjing pelacak," jelas dia.

Pencarian tetap dilakukan dengan mengedepankan keselamatan.

Tim SAR juga bekerja sama dengan pihak ESDM, termasuk inspektur pertambangan, untuk mengantisipasi risiko longsor susulan di area pencarian yang cukup rawan.

"Kalau dibilang aman tidak bisa kita mengatakan aman, karena kita dari awal bekerja ini memang selalu dalam ancaman."

"Tentunya kita juga selalu berupaya dan berdoa dengan segala upaya kita. Kalaupun ada tanda-tanda longsoran, tentunya kita akan bisa escape."

"Intinya, kita lebih utamakan keselamatan daripada pekerja ini terlebih dahulu," katanya. 

Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi masih terus berlangsung di lokasi longsor.

Hingga hari keempat proses pencarian, jumlah korban tewas akibat longsor Gunung Kuda bertambah menjadi 21 orang.

Dua korban terbaru yang ditemukan adalah Sudiono (51), warga Desa Girinata, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, dan Fuji Siswanto (50), warga Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.

Adapun, musibah ini menjadi pengingat akan besarnya risiko yang mengintai di area penambangan, sekaligus menjadi kisah haru perjuangan seorang ayah yang tak menyerah demi menyelamatkan darah dagingnya.

(Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved