Longsor Gunung Kuda Cirebon
Citra Satelit dari Tahun ke Tahun Ungkap Ngerinya Penambangan di Gunung Kuda, Mulai 2019 Makin Masif
BNPB menunjukkan citra satelit tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat sebelum longsor.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Hingga Senin 2 Juni 2025 petang, jumlah korban tewas longsor tambang galian C di Gunung Kuda, Cirebon sudah 21 orang.
Hari ini 2 jenazah berhasil dievakausi tim SAR Gabungan.
Dengan ditemukannya jenazah 2 orang tersebut, maka jumlah korban yang masih hilang tinggal 4 orang.
Pencarian dihentikan pada sore hari karena berbahayanya area tambang Gunung Kuda tersebut.
Longsor susulan memang masih terjadi di area tambang tersebut sehingga proses pencarian korban harus dilakukan dengan hati-hati.
Gambaran betapa masifnya penambangan di Gunung Kuda diungkap Badan Nasional Penanggilangan Bencana (BNPB).

BNPB menunjukkan citra satelit tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat sebelum longsor yang mengakibatkan puluhan korban meninggal dunia pada Jumat (30/5/2025) lalu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D. menunjukkan sejumlah citra satelit area tambang Gunung Kuda Kabupaten Cirebon beberapa tahun sebelumnya yakni tahun 2009, 2013, 2016, 2019, 2020, 2021, 2022, dan 2024.
Pria yang akrab disapa Aam itu menjelaskan citra satelit menunjukkan aktifitas penambangan semakin intensif sejak 2019 sampai 2024.
Hal itu disampaikannya dalam Disaster Briefing bertajuk Update Longsor di Gunung Kuda Cirebon yang disiarkan di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Senin (2/6/2025).
"Ini 2021 yang tadinya masih belum tersambung kemudian sudah mulai digali juga, volumenya lebih banyak, sangat intensif mulai dari 2019, 2020, 2021, 2022 ini sangat intensif. Hingga akhirnya 2024," kata Aam.
Padahal, kata dia, tanpa adanya aktivitas pertambangan pun, daerah Gunung Kuda sudah memiliki potensi longsor yang tinggi.
Terlebih, kata dia, aktifitas pertambangan membuat kemiringan lereng Gunung Kuda berangsur-angsur semakin besar.
"Kita ingat bahwa dan kita paham bahwa kemiringan lereng lebih dari 30 derajat saja kalau tidak ada vegetasi di situ sudah sangat rawan longsor. Apalagi Gunung Kuda itu sudah lebih besar kelerengannya daripada 60 derajat," ujar Aam.
"Sekali lagi Gunung Kuda adalah daerah yang sangat rawan longsor tanpa ada aktivitas pertambangan di situ. Jadi ini harus menjadi perhatian untuk kita semua," ucapnya.
Bahkan, kata Aam, selama tiga hari Tim SAR bekerja di lapangan, setiap hari terjadi longsor susulan.
Sehingga, lanjutnya, Tim SAR Gabungan di lapangan membagi menjadi dua titik untuk menghindari potensi longsoran dan menghindari longsoran berdampak pada tim yang sedang bekerja di lapangan.
Menurut dia, hal itu pula yang kemudian membuat proses evakuasi menjadi sulit dan memakan waktu.
"Jadi inilah yang benar-benar harus menjadi pembelajaran kita bahwa aktivitas ekonomi seperti pertambangan terutama yang legal, tentu saja ini adalah salah satu bentuk upaya aktivitas ekonomi yang perlu didukung," ungkapnya.
"Tetapi dalam satu sisi aktivitas-aktivitas pertambangan sifatnya open pit, yang sifatnya pemapasan kelerengan, itu benar-benar harus memperhatikan aspek geologi, aspek potensi longsoran, dan seterusnya, sehingga benar-benar kita kedepan bisa menjamin keselamatan saudara-saudara kita yang memang mencari penghidupan di situ. Ini yang menjadi catatan kita," pungkas Aam.
Hingga Senin (2/6/2025) Tim SAR Gabungan telah berhasil menemukan 21 jenazah korban longsor di tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Sementara itu, sebanyak empat orang lainnya masih hilang atau dalam proses pencarian.
Longsor Susulan Masih Terjadi
Tim SAR Gabungan melaporkan longsor susulan masih terjadi di lokasi pada hari keempat proses pencarian korban hari ini Senin (2/6/2025).
Kepala Kantor SAR Bandung Ade Dian Permana selaku SAR Mission Coordinator (SMC) menjelaskan sejak pagi tadi sudah dua kali terjadi longsor susulan.
Sama seperti hari sebelumnya, kata dia, pencarian diawali dengan melakukan assesment menggunakan UAV (drone) Thermal untuk mendeteksi pergerakan tebing longsoran serta pemetaan potensi bahaya dan penilaian resiko oleh PVMBG/ESDM/Engineer PT Indocement.
"Setelah dilakukan assesment dan sudah dinyatakan aman, tim SAR gabungan melanjutkan pencarian di 2 Worksite, masing-masing worksite menggunakan 3 excavator dengan radius sejauh 100 meter. K9 dari Polda Jabar juga mengerahkan anjing pelacak untuk mencari titik-titik yang diduga terdapat korban di dalamnya," kata Ade dalam keterangannya pada Senin (2/6/2025).
Setelah menemukan dua jenazah korban longsor hari ini,
Operasi SAR dihentikan sementara pada pukul 16.30 WIB karena pertimbangan teknis di lapangan.
"Berdasarkan pertimbangan teknis di lapangan, pukul 16.30 WIB pencarian hari keempat dihentikan sementara dan akan dilanjutkan esok hari," ungkapnya.(*)
Gita Irawan/Tribunnews
Tambang Gunung Kuda Cuma Setor Pajak Rp 6 Juta/Bulan ke Pemkab Cirebon, Hitungannya Ngikut Pengelola |
![]() |
---|
Tragedi Longsor Ungkap Banyaknya Pekerja Tambang di Cirebon yang Tak Terdaftar PBJS Ketenagakerjaan |
![]() |
---|
Dinding Tebing Gunung Kuda Cirebon Geser 4 Meter, 4 Korban Hilang Diduga Tertimbun Longsor 10 Meter |
![]() |
---|
Gunung Kuda Cirebon Diisolasi, Warga Lereng Diminta Waspada, Ada Penurunan Tanah 6 Meter |
![]() |
---|
UPDATE Longsor Gunung Kuda Cirebon, Pencarian Resmi Dihentikan, 4 Jenazah Belum Ditemukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.