Longsor Gunung Kuda Cirebon

Citra Satelit dari Tahun ke Tahun Ungkap Ngerinya Penambangan di Gunung Kuda, Mulai 2019 Makin Masif

BNPB menunjukkan citra satelit tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat sebelum longsor.

|
Editor: Ravianto
Tangkapan Layar Kanal Youtube BNPB Indonesia
CITRA SATELIT GUNUNG KUDA - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D. menunjukkan sejumlah citra satelit area tambang Gunung Kuda Kabupaten Cirebon pada tahun 2009, 2013, 2016, 2019, 2020, 2021, 2022, dan 2024. Pria yang akrab disapa Aam itu menjelaskan citra satelit menunjukkan aktifitas penambangan semakin intensif sejak 2019 sampai 2024. (Tangkapan Layar Kanal Youtube BNPB Indonesia). 

Bahkan, kata Aam, selama tiga hari Tim SAR bekerja di lapangan, setiap hari terjadi longsor susulan.

Sehingga, lanjutnya, Tim SAR Gabungan di lapangan membagi menjadi dua titik untuk menghindari potensi longsoran dan menghindari longsoran berdampak pada tim yang sedang bekerja di lapangan.

Menurut dia, hal itu pula yang kemudian membuat proses evakuasi menjadi sulit dan memakan waktu.

"Jadi inilah yang benar-benar harus menjadi pembelajaran kita bahwa aktivitas ekonomi seperti pertambangan terutama yang legal, tentu saja ini adalah salah satu bentuk upaya aktivitas ekonomi yang perlu didukung," ungkapnya.

"Tetapi dalam satu sisi aktivitas-aktivitas pertambangan sifatnya open pit, yang sifatnya pemapasan kelerengan, itu benar-benar harus memperhatikan aspek geologi, aspek potensi longsoran, dan seterusnya, sehingga benar-benar kita kedepan bisa menjamin keselamatan saudara-saudara kita yang memang mencari penghidupan di situ. Ini yang menjadi catatan kita," pungkas Aam.

Hingga Senin (2/6/2025) Tim SAR Gabungan telah berhasil menemukan 21 jenazah korban longsor di tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Sementara itu, sebanyak empat orang lainnya masih hilang atau dalam proses pencarian.

Longsor Susulan Masih Terjadi

Tim SAR Gabungan melaporkan longsor susulan masih terjadi di lokasi pada hari keempat proses pencarian korban hari ini Senin (2/6/2025).

Kepala Kantor SAR Bandung Ade Dian Permana selaku SAR Mission Coordinator (SMC) menjelaskan sejak pagi tadi sudah dua kali terjadi longsor susulan.

Sama seperti hari sebelumnya, kata dia, pencarian diawali dengan melakukan assesment menggunakan UAV (drone) Thermal untuk mendeteksi pergerakan tebing longsoran serta pemetaan potensi bahaya dan penilaian resiko oleh PVMBG/ESDM/Engineer PT Indocement. 

"Setelah dilakukan assesment dan sudah dinyatakan aman, tim SAR gabungan melanjutkan pencarian di 2 Worksite, masing-masing worksite menggunakan 3 excavator dengan radius sejauh 100 meter. K9 dari Polda Jabar juga mengerahkan anjing pelacak untuk mencari titik-titik yang diduga terdapat korban di dalamnya," kata Ade dalam keterangannya pada Senin (2/6/2025).

Setelah menemukan dua jenazah korban longsor hari ini,

Operasi SAR dihentikan sementara pada pukul 16.30 WIB karena pertimbangan teknis di lapangan.

"Berdasarkan pertimbangan teknis di lapangan, pukul 16.30 WIB pencarian hari keempat dihentikan sementara dan akan dilanjutkan esok hari," ungkapnya.(*)

Gita Irawan/Tribunnews

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved