Komentar Menohok Rocky Gerung Soal Program Barak Militer, Sindir Persamaan Dedi Mulyadi dan Mulyono

Pengamat politik Rocky Gerung memberikan komentar menohok terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal barak militer, singgung Mulyono

Editor: Hilda Rubiah
kolase Youtube KDM dan Indonesia Lawyers Club
DEDI MULYADI DIKRITIK: Tangkapan layar sosok Rocky Gerung (kanan) kritik keras program Dedi Mulyadi (kiri) yakni memasukkan anak nakal ke Barak Militer. Rocky mengurai analisa menohok untuk sang Gubernur Jabar, disadur pada Kamis (22/5/2025).  

"Mengirim anak ke barak itu dangkal. Barak itu (yang) didisiplinkan tubuhnya. Kalau kita belajar teori disiplin dari society oleh Michel Foucault misalnya, fungsi Barak Militer (adalah) mendisiplinkan tubuh, bukan mengajak orang berpikir," sambungnya.

Lagipula kata Rocky, anak nakal adalah bukti adanya kreativitas.

Untuk mendidik seorang anak pun diungkap Rocky, perlu adanya ilmu khusus pendidikan anak alias pedagogik.

"Anak itu nakal karena kreativitasnya bertumbuh. Diperlukan pedagogi. Yang dihasilkan oleh Dedi Mulyadi Medagogi itu, kirim ke barak. Kenapa enggak Gibran dikirim ke barak? atau ayahnya? supaya didisplinkan tubuhnya," ujar Rocky Gerung

"Pikiran enggak bisa didisplinkan. Sementara itu adalah anak didik, gimana mendisiplinkan pikiran anak didik? Justru anak didik itu diprovokasi untuk berpikir nakal. Itu formatnya di situ. Pikiran kita dibentuk di dalam usia 5, 7 sampai 13 tahun, di situ kenakalan fungsinya kreatif," sambungnya.

Dalam argumennya, Rocky pun menyentil soal harapan emak-emak yang memasukkan anaknya ke Barak Militer.

"Tentu ada emak-emak yang (bilang) bagus anak gue masuk situ. Berharap ntar masuk barak langsung dilantik jadi mayor lalu dalam dua bulan jadi letkol. Kan ini dangkal sebetulnya," pungkas Rocky.

Terkait dengan kritikannya itu, Rocky mengaku tidak ada masalah dengan pribadi Dedi Mulyadi.

Namun kata Rocky, Dedi Mulyadi dan Jokowi memiliki teknik yang sama guna menjaring pendukung.

"Saya enggak ada problem dengan itu (Dedi Mulyadi), tapi metodenya itu dikonsumsi publik akhirnya. Jadi kita nonton kedangkalan dan itu yang berlangsung di kita setiap hari dari zaman pak Jokowi yang saya kritik terus," ungkap Rocky.

"Mulyono, Mulyadi, sama-sama beroperasi di dalam market of stupidity (pasar kebodohan). Kita enggak lihat bertambah pengetahuan kita selama 10 tahun tentang ide, Jawa Barat tetap cara berpikirnya ya enggak maju-maju memang, Jawa Tengah sama aja, artinya Indonesia enggak maju-maju ukurannya jelas, tidak berkembang IQ kita. Padahal itu yang diperlukan untuk duel dengan anak muda Eropa, Taiwan," sambungnya.

Rocky juga menyindir soal sosok pemimpin yang anti kritik saat membahas sosok Dedi Mulyadi.

Mendengar sindiran dari Rocky Gerung itu, Wakil ketua DPRD Jawa Barat Ono Surono pun tepuk tangan pertanda setuju.

"Apa konsep kita tentang leader, yang kita lihat sehari-hari adalah dealer yang enggak mampu mengucapkan sesuatu dan didalilkan untuk dibantah. Leader, dia bikin dalil supaya dibantah, ini ada leader enggak mau dibantah, begitu dibantah dikerahin buzzer, bagaimana percakapan bisa muncul kalau opini publik dikendalikan buzzer," ujar Rocky.

Baca juga: Hadapi Buzzer, Dedi Mulyadi Disebut Mulyono Jilid II, Temukan Dugaan Ada Dalang Kuat Dibelakangnya

Respons Dedi Mulyadi

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved