Langkah Tegas Pemprov Jabar Berantas Premanisme demi Iklim Investasi yang Sehat

premanisme bukan sekadar isu keamanan, tetapi juga masalah sosial dan kultural yang perlu ditangani secara menyeluruh.

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Humas Polres Sumedang
PREMAN - Sebanyak 73 premain ditangkap Kepolisian Resor Sumedang saat menggelar Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat), Jumat (28/2/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan komitmen kuat dalam upaya memberantas praktik premanisme, khususnya di kawasan industri yang menjadi sentra pertumbuhan ekonomi. 

Sekretaris Kesbangpol Jawa Barat, Sapta Yulianto Dasuki, menegaskan bahwa premanisme bukan sekadar isu keamanan, tetapi juga masalah sosial dan kultural yang perlu ditangani secara menyeluruh.

“Premanisme tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan hukum. Kita butuh pendekatan intelektual dan kultural. Inilah yang kami sebut sebagai depremanisasi,” ujarnya dalam sebuah forum diskusi di Bandung, Selasa (14/5/2025). 

Menurut Sapta, Jawa Barat sebagai tanah yang luhur memiliki filosofi yang menjunjung tinggi prinsip silih asih, silih asah, silih asuh. Untuk itu, Jabar harus dibebaskan dari segala bentuk kekerasan, intimidasi, dan ketakutan.

Pemprov Jabar, kata Sapta, kini tengah menyiapkan langkah strategis, termasuk penandatanganan nota kesepahaman dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya, serta seluruh Polres se-Jawa Barat pada Jumat mendatang. Kerja sama ini bertujuan menjaga ketertiban di kawasan-kawasan vital, terutama industri.

“Tidak boleh ada lagi premanisme yang menghambat investasi, merusak iklim ekonomi, dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Kita ingin memastikan tidak ada ruang untuk premanisme di tanah Pasundan,” tegas Sapta.

Baca juga: Premanisme Hambat Pertumbuhan Ekonomi, Pakar Dorong Perkuat UU Anti Premanisme

Sebagai bentuk konkrit depremanisasi, pihaknya juga mendorong penguatan pendidikan karakter di sekolah-sekolah melalui program bela negara yang kini berlangsung di Resimen Artileri Purwakarta dan Lembang. Siswa-siswa dengan latar belakang masalah kedisiplinan ditempa menjadi generasi tangguh, disiplin, dan hormat pada guru serta lingkungan.

“Kita sedang menyusun buku panduan karakter berbasis nilai-nilai Sunda seperti Ngindung Ka Waktu, Ngabapa Ka Jaman. Pendidikan karakter adalah benteng utama menghadapi zaman yang penuh tantangan digital dan budaya asing,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved