Pikat Nasabah, Bank Mulai Tawarkan Deposito Berjangka dengan Bunga Relatif Lebih Tinggi

Nia Tania terus memandangi ponsel di tangannya, ternyata sedang mengutak atik deposito berjangka yang ditawarkan bank dengan suku bunga cukup tinggi.

|
freepik
DEPOSITO - Ilustrasi bank yang tawarkan deposito dengan suku bunga menarik. Terkait hadirnya perbankan dengan menerapkan suku bunga tinggi untuk deposito berjangka, pengamat ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Aknolt Kristian Pakpahan, mengatakan bahwa suku bunga acuan atau BI Rate biasa menjadi patokan bank untuk menetapkan besaran tingkat suku bunga. 

TRIBUNJABAR.ID - Nia Tania terus memandangi ponsel di tangannya.

Sesekali ia tersenyum semringah, namun tak jarang ia terlihat merenung. 

Hal itu terlihat saat ia mengutak-atik aplikasi yang sedang ia buka di telepon selularnya.

Ternyata perempuan 30 tahun ini sedang membuka aplikasi perbankan.

Tania sedang mengutak atik deposito berjangka yang ditawarkan aplikasi bank yang menawarkan bunga relatif tinggi yaitu sebesar 8,75 persen.

Meski saat ini belum memutuskan untuk membuka deposito berjangka tapi Tania mengaku sudah ada pertimbangan ke arah itu.

Hal ini mengingat ia kerap menyimpan uang mengendap di tabungan bank lain yang tidak memberinya keuntungan.

Namun kini, Tania mengaku sudah terbuka matanya melihat deposito berjangka menarik yang ditawarkan salah satu bank itu.

"Mungkin saya bisa mulai tertarik nabung sistem depositi jika bunganya lebih tinggi tapi dijamin aman," ujar Tania.

Kata Pengamat

Terkait hadirnya perbankan dengan menerapkan suku bunga tinggi untuk deposito berjangka, pengamat ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Aknolt Kristian Pakpahan, mengatakan bahwa suku bunga acuan atau BI Rate biasa menjadi patokan bank untuk menetapkan besaran tingkat suku bunga (tabungan, kredit, atau deposito).

"Kalau lihat BI Rate saat ini ada di 5,75 persen, itu adalah patokan besaran tingkat suku bunga untuk sektor perbankan," ujar Aknolt.

Aknolt menyebut alasan mengapa banyak bank menetapkan tingkat suku bunga tinggi dengan jangka waktu yang bervariasi, hal itu didasarkan beberapa alasan, antara lain:

  1. Disebabkan situasi ekonomi global
  2. Meningkatnya minat masyarakat untuk menanamkan investasi
  3. Menawarkan kepada masyarakat sebagai alternatif investasi selain emas dan SRI/ORI

Sementara terkati fitur pembayaran seperti QRIS, Aknolt mlihat penerapan GPN dan model pembayaran digital seperti QRIS akan semakin berkembang di masa depan.

"Kelompok Gen Z dan Alpha saat ini banyak menjadi target sasaran bank karena dianggap menjadi konsimen potensial jangka panjang. Diharapkan dengan gaya hidup yang serba digital, bank bisa mendapatkan semakin banyak nasabahnya termasuk dengan menyasar kelompok ini," katanya. (***)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved