Cirebon dan Cilacap Penyumbang Terbanyak Gelandangan hingga Pengamen yang Beraksi di Kota Bandung

PPKS seperti gelandangan, pengemis, dan pengamen yang kerap berkeliaran di sejumlah titik Kota Bandung mayoritas dari luar daerah.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
TRIBUN JABAR/DENI DENASWARA/arsip
ILUSTRASI - Sejumlah pengemis menunggu pengendara yang melintas di Jalan Aceh, Bandung, memberikan mereka rezeki. Sebanyak 60 persen gelandangan dan pengemis di Kota Bandung berasal dari luar. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) seperti gelandangan, pengemis, dan pengamen yang kerap berkeliaran di sejumlah titik Kota Bandung mayoritas dari luar daerah.

Berdasarkan open data Kota Bandung, pada tahun 2024, jumlah PPKS itu mencapai 592 orang. Sementara Dinas Sosial mencatat, PPKS tersebut kebanyakan dari Cirebon, Cilacap, Purwakarta, Sumedang, Banyumas, dan Banjar.

Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Soni Bachtiar, mengatakan, sebanyak 60 persen PPKS itu memang dari luar daerah. Mereka datang ke Bandung untuk mengais rezeki di jalan dengan memanfaatkan simpati orang lain.

"Kalau yang paling banyak berasal dari Cirebon dan Cilacap. Mereka datang ke Bandung untuk mencari penghidupan di jalan," ujar Soni, Rabu (7/5/2025).

Dalam menjalankan aksinya, kata dia, PPKS terutama gelandangan dan pengemis kerap mengeksploitasi lansia, anak-anak hingga penyandang disabilitas demi bisa mendapatkan belas kasihan dari pengguna jalan.

Baca juga: Pembunuh Ibu dan Anak dalam di Toren di Tambora Jakarta Sudah Ditangkap, Nyamar jadi Gelandangan

"Mereka yang dieksploitasi adalah yang paling bisa menarik empati masyarakat. Anak-anak, lansia dan disabilitas seringkali menjadi alat oleh pihak tak bertanggung jawab," katanya.

Pihaknya memberikan pembinaan menyeluruh yang mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual dengan menggandeng anggota TNI untuk memberikan pelatihan, dalam menangani PPKS tersebut.

"Langkah ini sebagai bagian dari program pemulihan motivasi dan karakter. Tahun depan kami kerja sama dengan TNI untuk pembinaan. Tujuannya agar mereka punya semangat baru untuk hidup mandiri," ucap Soni.

Soni mengatakan, untuk PPKS yang berasal dari luar kota dilakukan reunifikasi, yaitu pengembalian ke keluarganya dan diserahkan ke dinas sosial daerah asal untuk memutus rantai peredaran PPKS antarwilayah.

"Ini juga untuk memastikan tanggungjawab sosial yang dilakukan lintas daerah. Kalau dia bukan warga Kota Bandung, kami kembalikan ke keluarganya dan koordinasikan dengan dinas sosial kota asal," ujarnya.

Baca juga: Pengamen dan Pengemis Makin Menjamur di Haurgeulis Indramayu, Berakhir Ditertibkan Petugas

Di sisi lain, pihaknya juga meminta masyarakat agar tidak memberikan uang kepada PPKS tersebut karena hal itu justru memperkuat pola eksploitasi, sehingga jika ingin membantu sebaiknya disalurkan melalui lembaga yang kredibel.

"Selama masih ada yang memberi, mereka akan terus datang. Kalau masyarakat berhenti memberi di jalan, kita sudah membantu dari hulu," kata Soni. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved