Farhan Sebut Teknologi Senilai Rp 3 Miliar Siap Olah Sampah yang Menggunung di Bandung

Pemkot Bandung menggandeng pihak swasta untuk melakukan pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi senilai Rp 3 miliar.

tribunjabar.id / Hilman Kamaludin
MENUMPUK - Kondisi tumpukan sampah di Pasar Gedebage, Kota Bandung, Rabu (23/4/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemkot Bandung menggandeng pihak swasta untuk melakukan pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi senilai Rp 3 miliar.

Teknologi tersebut nantinya akan digunakan untuk mengolah sampah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), yakni TPST Babakan Sari dan TPST PSM, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Farhan mengatakan, akan ada penambahan dua fasilitas utama di dua TPST tersebut yaitu insinerator berkapasitas 10 ton dan instalasi biogas vertikal yang mampu mengolah material organik dalam skala besar.

“Biogas vertikal ini bisa mengelola sampai 2.000 ton bahan organik. Tapi kapasitas operasional awal di lokasi ini adalah 20 ton sampah per hari,” ujarnya saat ditemui di Kiaracondong, Jumat (25/4/2025) sore.

Melalui model ini, Pemkot menyediakan lahan dan kebijakan pendukung, sementara pihak swasta berinvestasi dalam pembangunan dan operasional dengan menerapkan teknologi termal untuk reduksi cepat volume sampah, serta teknologi anaerob untuk mengembangkan circular economy melalui pengolahan sampah organik.

“Teknologi anaerob ini memungkinkan sampah basah atau busuk diubah menjadi biogas, media tanam, bahkan bisa dijadikan pakan untuk maggot,” kata Farhan.

Baca juga: Farhan Lapor ke Pemprov Jabar dan KLH Soal Pasar Gedebage Tak Dapat Jatah Buang Sampah

Adapun kapasitas awal TPST ini akan dimulai dari 20 ton per hari dan ditargetkan bisa maksimal pada bulan Mei hingga Juli 2025. Secara bertahap, kapasitas ini akan ditingkatkan seiring pengembangan sarana dan sumber daya.

Proyek pengembangan TPST ini merupakan bagian dari strategi pengelolaan sampah Kota Bandung, yang ditargetkan bisa mengelola 30 persen sampah melalui TPST modern berbasis KPBU.

Sedangkan 30 persen lainnya diharapkan bisa ditangani lewat program-program pengelolaan sampah berbasis masyarakat seperti Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) dan Buruan SAE.

“Sisanya, sekitar 40 persen, itu masih bisa kita bawa ke TPA, tapi dengan volume yang jauh lebih kecil,” ucapnya.

Dari segi anggaran, kata Farhan, pihak swasta dalam hal ini PT Ingram akan menginvestasikan sekitar Rp3 miliar untuk penataan awal, pembangunan fasilitas, serta perekrutan tenaga kerja.

Sementara Pemerintah Kota Bandung tetap akan berperan aktif dalam perizinan, termasuk urusan sertifikasi lingkungan.

Baca juga: 18 Pasar di Bandung Banyak Sampah, di Gedebage Paling Menumpuk, Farhan Segera Evaluasi Pengelola

“Skemanya, pemerintah akan membayar sesuai jumlah sampah yang diolah, per ton,” kata Farhan.

Mitra PT Ingram, Folmer Silalahi mengatakan, investasi sebesar Rp 3 milar itu baru untuk penggunaan insenerator, karena untuk memakai teknologi biogas vertikal membutuhkan dana sekitar Rp 3 miliar juga. Dia menjamin, teknologi yang digunakan dipastikan ramah lingkungan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved