Unjuk Rasa Jalan Rusak di Cirebon, Warga Tebar lele hingga Anggota DPRD Ikut Mandi di Sungai
Bahkan, anggota DPRD fraksi Golkar itu mandi bareng di sungai dekat lokasi unjuk rasa, selepas aksi unjuk rasa selesai
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Ratusan warga dari wilayah timur Kabupaten Cirebon telah menggelar aksi unjuk rasa pada Sabtu (12/4/2025) sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah daerah yang dinilai abai memperbaiki infrastruktur jalan, khususnya di Jalan Raya Gebang-Pabuaran, yang rusak parah sejak 2018.
Dalam aksi tersebut, warga menabur ikan lele ke lubang-lubang jalan yang menganga sebagai sindiran tajam terhadap pemerintah.
Aksi unik ini mencuri perhatian publik karena menyimbolkan betapa parahnya kerusakan jalan hingga dianggap layak menjadi kolam ikan.
Baca juga: Ojol di Cirebon Tantang Gubernur Dedi Mulyadi Buat Perda Sejahterakan Driver: Tolong Dengar Kami!
Selain diikuti oleh ratusan warga, aksi unjuk rasa juga diikuti oleh Wakil DPRD Kabupaten Cirebon, Teguh Rusiana Merdeka.
Bahkan, anggota DPRD fraksi Golkar itu mandi bareng di sungai dekat lokasi unjuk rasa, selepas aksi unjuk rasa selesai dilakukan.
Dari video yang dilihat Tribun, Teguh lompat ke sungai bersama salah satu peserta aksi.
Ketinggiannya kurang lebih satu kilometer dengan ketinggian air sungai kurang lebih 60 sentimeter.
Di dalam sungai tersebut, Teguh terlihat dimandikan menggulingkan sebuah gayung.
Canda tawa terlihat dari momen tersebut.
Saat dikonfirmasi, aksi tersebut sebagai bentuk dukungannya.
“Kurang lebih Rp 10 miliar akan dialokasikan untuk betonisasi jalan ini sampai ujung Jalan Parbuara."
Baca juga: Petani Cirebon-Indramayu Mengeluh, Jalan Setengah Jadi Ganggu Produktivitas
"Saya mewakili DPRD, berterima kasih atas gerakan ini karena berhasil membuka mata pemerintah,” ujar Teguh.
Meski begitu, Teguh mengingatkan bahwa dana tersebut masih dalam proses dan realisasinya akan membutuhkan pengawalan bersama.
Ia berharap masyarakat tetap konsisten mengawal janji pemerintah.
“Kalau sampai Agustus belum juga dikerjakan seperti yang dijanjikan, maka jangan salahkan masyarakat jika kembali turun ke jalan,” katanya tegas.
Sebelumnya, ratusan warga dari wilayah timur Kabupaten Cirebon telah menggelar aksi unjuk rasa pada Sabtu (12/4/2025), sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah daerah yang dinilai abai memperbaiki infrastruktur jalan, khususnya di Jalan Raya Gebang-Pabuaran, yang rusak parah sejak 2018.
Dalam aksi tersebut, warga menabur ikan lele ke lubang-lubang jalan yang menganga sebagai sindiran tajam terhadap pemerintah.
Aksi unik ini mencuri perhatian publik karena menyimbolkan betapa parahnya kerusakan jalan hingga dianggap layak menjadi kolam ikan.
Salah satu warga sekaligus peserta aksi, Dade Mustofa Efendi menceritakan, aksi dimulai sejak pukul 09.00 WIB dari Desa Gebang Ilir, Kecamatan Gebang.
Massa kemudian bergerak dalam konvoi menuju Kecamatan Babakan, meski sempat diguyur hujan deras.
"Walaupun kemarin hujan, kami tetap jalan."
Baca juga: Cerita Warga Gebang Tabur Lele di Jalan Rusak, Sindir Pemkab Cirebon yang Tak Kunjung Perbaiki Jalan
"Ini tentang hak dasar kami, yaitu akses jalan yang layak,” ujar Dade saat dikonfirmasi, pada Senin (14/4/2025).
Setibanya di Babakan, aksi mencapai puncaknya.
Warga membawa ikan lele hidup dan menaburkannya di lubang-lubang jalan sebagai bentuk protes.
Bagi mereka, jalan rusak bukan hanya soal infrastruktur, tapi simbol kelumpuhan kepedulian pemerintah.
Dade menyebut jalan tersebut merupakan akses utama menuju rumah sakit, sekolah dan pasar.
Kerusakan yang terjadi sejak 2018 tak kunjung diperbaiki meski sempat dijanjikan akan ditangani pada 2022.
“Kemarin itu murni aksi peduli masyarakat. Janjinya diperbaiki, tapi sampai sekarang nihil."
"Kalau pemerintah tak sanggup kelola APBD dan tak bisa lobi pusat, ya itu namanya gagal,” ucap pria yang juga sebagai koordinator aksi tersebut.
Menurutnya, Pemkab Cirebon mengklaim telah mengusulkan anggaran, namun pagu dari pusat justru dipotong.
Hal ini memperlihatkan lemahnya daya tawar dan keseriusan pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyat.
Aksi juga diwarnai dengan potong tumpeng dan mandi rumput, sebagai sindiran atas perayaan Hari Jadi ke-543 Kabupaten Cirebon yang jatuh di bulan April ini.
“Pemerintah bilang Cirebon mentereng, tapi bagi kami Cirebon Timur tetap gupak (kotor)."
"Kalau jalannya seperti itu terus, mana buktinya?” jelas dia.
Warga menegaskan bahwa mereka tidak menuntut pengurugan atau tambal sulam semata.
Yang mereka inginkan adalah betonisasi jalan, mengingat jalur tersebut merupakan akses vital dengan beban kendaraan berat.
“Kami ingin kualitas jalan yang layak. Betonisasi itu kebutuhan, bukan kemewahan,” katanya.
Protes warga Cirebon Timur menjadi peringatan keras bagi Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Ini bukan hanya tentang jalan rusak, tetapi juga soal harga diri masyarakat yang merasa dianaktirikan.
Tabur ikan lele di jalan menjadi simbol perlawanan yang nyaring, bukan sekadar aksi kreatif, melainkan teriakan kemarahan atas ketidakadilan yang sudah terlalu lama dibiarkan.
Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Anggota Komisi 1 DPRD Jabar Ungkap Peran Ideologi Negara |
![]() |
---|
Komisi II DPRD Jabar Bahas RKUA-PPAS TA 2026, Tati Supriati Tekankan Pentingnya Pangan dan UMKM |
![]() |
---|
Belum Ada Kasus Keracunan MBG di Cirebon, Dinkes Pakai Cara Ini Jaga Dapur SPPG |
![]() |
---|
Misri Penderita Kaki Gajah di Cirebon Kini Sudah Dirujuk ke Bandung, Pemeriksaan Lebih Lengkap |
![]() |
---|
Ratusan Alumni dan Pelajar Gelar Unjuk Rasa di SMK Pasundan 2 Kota Bandung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.