Sungai Cipelang Sumedang Dangkal dan Perlu Normalisasi, Camat Ujungjaya Nantikan Langkah BBWS

Banjir ini akibat luapan Sungai Cipelang yang dangkal. Warga dan pemerintah setempat berharapa ada gerak cepat dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
Istimewa/ Dok Camat Ujungjaya, Risyana
BANJIR MELUAP - Banjir luapan Sungai Cipelang menerjang Desa Palasari, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Minggu (13/4/2025) malam. Banjir menerjang pemukiman dan kawasan persawahan. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Sungai Cipelang di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang dangkal. 

Dampaknya, ketika hujan deras terjadi pada Minggu (13/4/2025) siang, banjir menerjang Desa Palasari pada malam harinya. 

Banjir ini akibat luapan Sungai Cipelang yang dangkal. Warga dan pemerintah setempat berharapa ada gerak cepat dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung untuk mengeruk sedimentasi itu sehingga sungai kembali normal. 

Baca juga: Banjir Luapan Sungai Cipelang Terjang Ujungjaya Sumedang, Puluhan Hektare Sawah Terendam

Camat Ujungjaya, Risyana, mengatakan, pihaknya telah berulang kali berkirim surat ke BBWS, namun belum ada respons pasti tentang normalisasi yang diharapkan itu. 

"Memang harus ada normalisasi, dan dari Pemkab, Kecamatan, desa, kunjungan ke BBWS sudah dilakukan, tinggal eksekusi saja. Belum jelas kapannya. Permohonan terakhir kami di 2024 bulan Desember, tiap bulan berkirm surat," kata Risyana kepada Tribun Jabar.id, Senin (14/4/2025).  

Dia mengatakan bukan tidak ada jawaban dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung, namun menurutnya, belum giliran saja Cipelang dinormalisai. 

"Mungkin belum terealisasi ya," katanya.

Sungai yang dangkal ditembah ada tanggul di dekat Palasah, Kertajati, Majalengka, air Sungai Cipelang yang meluap backwater (kembali) ke area Desa Palasari. Dapaknya banjir semalam. 

Banjir luapan Sungai Cipelang menerjang Desa Palasari, Kecamatan Ujungjaya, Minggu (13/4/2025) malam. Banjir menerjang pemukiman dan kawasan persawahan. 

Di permukiman, ada 50 kepala keluarga (KK) yang terdampak oleh banjir ini. Saat air merendam 30 centi meter, warga mengungsi ke rumah sanak saudara mereka. Ketika banjir reda, mereka kembali untuk membersihkan rumah. 

Risyana mengatakan bahwa banjir tidak berlangsung lama. Banjir luapa itu merendam pemukiman hanya dua jam. 

Berbeda dengan kawasan persawahan, rendaman air cukup lama dan dalam. Ini lantara kawasan persawahan berada dengan dengan Sungai Cipelang itu. 

"Ada 20 hektare sawah terendam," kata Camat.

Baca juga: Mayat Baju Biru di Sungai Domas Sumedang yang Sempat Dilihat Pemancing Belum Ditemukan Lagi

Dia menjelaskan bahwa sawah-sawah itu baru usai dipanen. Memang sudah ada yang ditanami kembali, namun kebanyakan sawah baru akan menghadapi MT2 atau Masah Tanam ke-2 tahun 2025 ini. 

"Dampaknya mungkin tandur (tanam mundur, menanami padi) diundur dari jdawal seharusnya," kata Camat. 

Secara umum, banjir sudah tertanggulangi. Penanganan banjir di permukiman juga mengandalkan mesin pompa, sehingga air terbuang dengan cepat dari lokasi permukiman.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved