Pengamat Ekonomi Uninus Ungkap Penyebab Penurunan Tajam IHSG yang Memicu Trading Halt
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada, Selasa (18/3/2025). Hal ini memicu mekanisme trading halt di Bursa Efek Indonesia.
Penulis: Nappisah | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada, Selasa (18/3/2025).
Hal ini memicu mekanisme trading halt di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pakar ekonomi dari Universitas Islam Nusantara (Uninus), Dr Mochammad Rizaldy Insan Baihaqqy, mengatakan bahwa penurunan signifikan ini disebabkan oleh beberapa faktor global yang memengaruhi sentimen investor domestik.
Dia menyebut meskipun tidak ada informasi spesifik mengenai gencatan senjata yang berdampak langsung pada IHSG pada tanggal tersebut, ketegangan geopolitik secara umum memberikan dampak negatif terhadap pasar keuangan.
Baca juga: Ternyata Patrick Kluivert Pernah Kalahkan Pelatih Australia Dua Dekade Silam di Liga Inggris
Ketidakpastian politik dan militer di berbagai belahan dunia cenderung membuat investor cemas, sehingga mereka lebih memilih untuk menarik dana mereka dari pasar saham, khususnya aset berisiko seperti saham.
"Geopolitik yang tidak stabil meningkatkan ketidakpastian, yang akhirnya membuat investor lebih berhati-hati dan menarik diri," jelas Rizaldy, Selasa (18/3/2025).
Selain ketegangan geopolitik, kebijakan perdagangan internasional juga menjadi salah satu penyebab tekanan di pasar saham. Rizaldy menyoroti ancaman penerapan tarif baru oleh Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump, yang berpotensi mengganggu hubungan dagang dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Kebijakan tarif yang ketat ini meningkatkan ketidakpastian dalam perdagangan global, yang akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
"Ancaman tarif baru ini memicu aksi jual saham di pasar domestik karena investor khawatir dengan prospek perekonomian global," kata Rizaldy.
Baca juga: PLTU Cirebon Power Pensiun Dini Pada 2035, Tunggu Suntikan Dana Penghentian Operasional
Dia menuturkan, pelaku pasar juga menantikan keputusan dari Federal Open Market Committee (FOMC) The Federal Reserve yang dijadwalkan pada 18-19 Maret 2025.
Menurut Rizaldy, keputusan tersebut menambah ketidakpastian di kalangan investor, dengan banyak dari mereka memilih untuk "wait and see" sebelum membuat keputusan investasi lebih lanjut.
Hematnya, penurunan IHSG yang tajam hingga memicu trading halt adalah indikasi bahwa kepercayaan investor mulai goyah.
Rizaldy menjelaskan bahwa trading halt biasanya terjadi akibat beberapa faktor yang dapat memicu kepanikan di pasar, di antaranya: ketidakpastian ekonomi dan politik, krisis keuangan global, kinerja emiten yang buruk, sentimen negatif massal yang meluas.
"Ketika pasar dilanda ketidakpastian besar, investor cenderung panik dan melakukan aksi jual besar-besaran, yang pada akhirnya bisa memicu mekanisme trading halt untuk meredakan volatilitas," ujar Rizaldy.
Pemilik UMKM Jabar Harus Tahu Algoritma hingga Keyword, Bukan Sekadar Punya Toko Online |
![]() |
---|
Pengamat Ekonomi Uninus Bicara Soal IPO Persib Bandung, Rawan Salah Jika Tak Memperhatikan Hal Ini |
![]() |
---|
Investor Wait and See di Tengah Ketidakpastian Global, Pemerintah Diminta Perkuat Kepercayaan Pasar |
![]() |
---|
Pengampunan Pajak Kendaraan di Jabar: Stimulus atau Celah Moral Hazard? Ekonom Ungkap Dampaknya |
![]() |
---|
IHSG Ambrol Lagi, Perdagangan Dihentikan 30 Menit oleh BEI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.