Demonstrasi Mahasiswa

Seperti Mati Lampu Ya Sayang… 

Demonstrasi mahasiswa pecah lagi, memprotes kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyat. Kali ini mahasiswa mengusung tema #indonesiagelap.

Editor: Adi Sasono
TRIBUNNEWS/HERUDIN
AKSI INDONESIA GELAP - Mahasiswa dari berbagai kampus melakukan aksi demonstrasi dengan tajuk Indonesia Gelap di sekitar Kawasan Patung Kuda Jakarta, Kamis (20/2/2025). Dalam demonstrasi lanjutan tersebut mahasiswa membawa sejumlah tuntutan seperti Kaji ulang Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang berfokus pada efisiensi belanja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Tahun Anggaran 2025, evaluasi besar-besaran makan bergizi gratis, tolak dwifungsi TNI, dan tolak revisi Undang-Undang Minerba yang bermasalah. 

Eh jadi ngelantur, saya ingin kembali ke demo mahasiswa

Ekspresi Rasa dan Cinta

Gen Z yang sekarang menjadi mahasiswa adalah generasi digital native, mereka  kreatif, lugas, pragmatis dan realistis, karena tumbuh kembang mereka berada di masa perubahan teknologi. Para Gen Z juga lebih berani mengekspresikan diri, meski cenderung cuek. 
https://katadata.co.id/berita/nasional/6226d6df12cfc/memahami-karakteristik-dan-ciri-ciri-generasi-z 

Tetapi mahasiswa Gen-Z ini berani bersikap. Mereka mengekspresikan pikiran dan perasaan yang mereka rasakan.  Bersuara dalam isu efisiensi anggaran pendidikan. Para mahasiswa bergerak nyata, seirama, tak peduli dari kampus mana berasal. Tak peduli dari organisasi intra kampus mana mereka. Semua tuntutannya sama. 

Lantas apa yang membuat mereka bergerak bagai gelombang air seirama? 

Ekspresi kekesalan atas sejumlah kebijakan pemerintah yang mereka rasa tidak mencerminkan keadilan, dan tidak menyentuh kepentingan publik dan para mahasiswa. Parlemen jalanan dipilih sebagai ekspresi emosi, atas kebijakan yang dianggap menghimpit masyarakat dan dan diri mereka sendiri. Demonstrasi mahasiswa ini juga dilihat sebagai simbol perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan dan kontrol kebijakan.

Gelombang protes  mahasiswa ini adalah upaya menciptakan ruang ruang gerak di tengah keterbatasan gerak. Mereka berupaya meluaskan ruang gerak mengekspresikan rasa kesal dan emosi, di tengah himpitan atas bawah kiri kanan. Himpitan itu antara lain, tuntutan menyelesaikan studi, kesehatan mental di dunia maya dan dunia nyata, kesempatan lapangan kerja, hingga kenaikan harga barang yang terasa bagi dompet mahasiswa. 

Demo mahasiswa ini juga bisa dilihat sebagai ekspresi rasa cinta. Mahasiswa yang berdemo cinta negara, nasionalisme mereka sedang tumbuh. Tapi mereka cemburu. Tidak rela ada pihak pihak tertentu memanfaatkan kebijakan pemerintah untuk keuntungan sendiri. 

Di dunia maya, ekspresi publik dan mahasiswa agar diperhatikan pemerintah juga menggema. Gerakan protes mahasiswa ini diikuti gelombang warga-net yang mengudarakan tagar yang sama.  Komentar komentarnya pun mirip mirip, ada rasa kesal, emosi, bahkan marah lantaran merasa ada yang kurang pas dalam penyelenggaraan pemerintahan ini 

Tagar itu bernama #Indonesiagelap

Tapi di mana kurang pasnya?

“BLOOPP”

Tiba tiba TV saya mati.

“Siapa yang pasang rice cooker?” teriak istriku yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan pengering rambut. 

Oh Ternyata, Bukan #Indonesiagelap tapi #rumahkumatilampu. (*)

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Mengedepankan Ihsan

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved