Pentingnya Protein Hewani bagi Anak dan Remaja menurut Pakar, Berapa Banyak Asupan yang Dibutuhkan?

Berdasarkan data, lebih dari 80 persen anak dan remaja Indonesia mengalami defisit protein hewani.

Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.CO.ID/PUTRI PUSPITA
SUSU SAPI - Walau hari masih pagi, pengisian ulang susu sapi murni, salah satu sumber protein hewani sudah beberapa kali dilakukan di Kedai Susu Murni Ijan, Bandung, Jumat (18/8/2017). Pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB)Prof. Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, MSi, IPM, mengatakan kekurangan konsumsi protein hewani mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu negara. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA – Pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB)Prof. Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, MSi, IPM, mengatakan kekurangan konsumsi protein hewani mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu negara.

Berdasarkan data, lebih dari 80 persen anak dan remaja Indonesia mengalami defisit protein hewani.

Di sisi lain, data yang dikeluarkan oleh badan pemeringkat internasional, tingkat IQ (Intelligence Quotient) masyarakat Indonesia hanya 78,49.

Prof Epi menuturkan, protein hewani berperan penting dalam menjaga fungsi kekebalan tubuh, struktur sel dan proses  tumbuh kembang anak.

Selain memiliki komposisi asam amino esensial yang lebih lengkap, protein hewani memiliki biological value dan net protein utilization (NPU) yang lebih tinggi dibandingkan protein nabati, sehingga jumlah protein yang diserap dan dipergunakan oleh tubuh untuk pemeliharaan sel-sel dan pertumbuhan juga lebih tinggi.

Kekurangan protein hewani dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan (stunting), lemahnya sistem imun, dan rendahnya konsentrasi belajar.

“Indikatornya konsumsi daging dan susu Indonesia terendah di ASEAN. Melihat skor PISA, kemampuan literasi, membaca, matematika, sains Indonesia rendah juga. Kalah dengan Filipina, Vietnam dan menang sedikit dari Kamboja. Sehingga dari beberapa indikator itu, ada korelasi antara konsumsi protein hewani dengan kualitas SDM, itu terbukti,” ujar dia dalam kegiatan konferensi pers Zona Main So Nice – Jagoannya Jajanan Protein, di Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Saat ini yang bisa dilakukan adalah mengedukasi tentang pentingnya protein hewani dapat membantu mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas kesehatan anak.

Orang tua dan guru dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung konsumsi makanan sehat di rumah dan sekolah.

Sebagai Guru dan Content Creator Arief Tirtana, S.Pd, mengatakan, di era sekarang, menyampaikan edukasi kepada anak memerlukan pendekatan yang lebih kreatif dan menantang.

Anak-anak tidak hanya butuh informasi, tetapi juga pengalaman yang menyenangkan dan mengesankan. Ketika belajar menjadi sebuah petualangan yang seru, mereka akan lebih mudah mengingat dan memahami.

“Sebagai pendidik, kami harus bisa beradaptasi dengan dunia mereka, menciptakan interaksi yang penuh warna, dan menjadikan setiap pelajaran tidak hanya sebuah kewajiban, tetapi juga sebuah kesenangan yang tak terlupakan,” kata Arief.

Berapa Banyak Asupan Protein yang Dibutuhkan?

Kementerian Kesehatan Rl membagi kebutuhan protein per hari berdasarkan kelompok umur sebagai berikut:

0-5 bulan :9 g (dari ASI)

6-11 bulan: 15 g

1-3 tahun: 20 g

4-6 tahun: 25 g

7-9 tahun :40 g

10-12 tahun : 50 g (laki-laki) dan 55g (perempuan)

13-15 tahun : 70 g (laki-laki) dan 65 g (perempuan)

16-80 tahun :64 hingga 75 g (laki-laki) dan 58 hingga 70 g (perempuan)

(*)

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved