Makan Bergizi Gratis

Targetkan 20 Persen Siswa di Bandung Dapat Makan Bergizi Gratis Tahun Ini, Pemkot Butuh 20 Dapur

Pemerintah Kota Bandung, menargetkan 20 persen siswa di Kota Bandung bisa menikmati Makan Bergizi Gratis (MBG).

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Guru mengajak seorang pelajar makanan sehat bergizi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari pertama, di SD Angkasa, Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung, menargetkan 20 persen siswa di Kota Bandung bisa menikmati Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program Presiden Prabowo Subianto pada tahun ini.

Meski program ini belum memiliki petunjuk teknis (juknis) yang jelas, Pemkot Bandung menegaskan komitmennya untuk memastikan program ini berjalan optimal di kota ini agar semua siswa bisa menikmati program tersebut.

Pj Wali Kota Bandung, A Koswara mengatakan, saat ini terdapat 310.000 siswa untuk jenjang SD hingga SMP,  sedangkan siswa TK mencapai sekitar 1.200, sehingga cukup banyak siswa yang harus mendapat MBG tersebut.

"Jika program ini menyasar 20 persen dari total siswa, maka ada sekitar 62.000 siswa yang harus menerima manfaat MBG," ujar Koswara, Rabu (15/1/2025).

Untuk memenuhi target siswa tersebut, kata Koswara diperlukan setidaknya 20 dapur layak untuk mendukung pelaksanaan program MBG, sedangkan untuk saat ini, Kota Bandung baru memiliki 8 dapur yang tersedia.

Baca juga: Anggota DPR RI Minta Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis, Minta Daya Kritis Masyarakat Dikurangi

Untuk mengejar target itu, Pemkot Bandung sudah menyiapkan anggaran demi mendukung program MBG tersebut agar sasaran penerima manfaat bisa merata.

"Kami telah mengalokasikan anggaran melalui APBD, namun masih menunggu arahan lebih lanjut dari Badan Gizi Nasional (BGN) atau pemerintah pusat," katanya.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Tantan Surya Santana mengatakan, tantangan besar dalam menjalankan program MBG ini yakni pengawasan standar makanan di sekolah yang masih menjadi perhatian utama.

"Sejumlah siswa mengandalkan makanan pagi dan siang di sekolah. Namun, ada kekhawatiran terkait makanan di sekolah yang mungkin tidak memenuhi standar. Selain itu perlu ada penyesuaian jadwal pengiriman makanan agar sesuai dengan jam pelajaran," ucap Tantan.

Selain itu, pihaknya juga mengusulkan pembentukan kelompok kerja (pokja) di tingkat sekolah dan kota untuk memastikan koordinasi yang lebih baik, termasuk dalam pengelolaan sampah yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved