Kasus PMK di Kabupaten Bandung Melonjak Berkali-kali Lipat pada 2024, Diduga Ini Penyebabnya

Jumlah hewan ternak di Kabupaten Bandung yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) meningkat dalam satu tahun terakhir.

Penulis: Adi Ramadhan Pratama | Editor: Giri
Tribun Jabar/ Tiah SM
ILUSTRASI - Jumlah hewan ternak di Kabupaten Bandung yang terpapar PMK pada 2024 naik berkali-kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jumlah hewan ternak di Kabupaten Bandung yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) meningkat dalam satu tahun terakhir.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ningning Hendasah, mengatakan, terdapat 1.050 ekor yang terinfeksi PMK pada 2024. Padahal pada 2023 hanya 342 ekor.

Hal tersebut menunjukkan ternak yang terinfeksi PMK di Kabupaten Bandung pada 2024, mengalami peningkatan berkali-kali lipat dibanding 2023. 

"Dugaan penyebabnya memang saat ini ada mobilitas untuk ternak yang Kabupaten bandung," ujar Ningning saat dikonfirmasi pada Rabu (15/1/2025).

Ningning menuturkan, hewan ternak yang terinfeksi tersebut diduga bukan berasal dari Kabupaten Bandung. Melainkan sudah terinfeksi sebelum masuk Kabupaten Bandung.

Baca juga: 1 Sapi di Cijeungjing Ciamis Kena PMK, Disnakar Langsung Desinfeksi Besar-besaran

Dia menjelaskan, ternak di Kabupaten Bandung sebagian besar berasal dari luar daerah, seperti Bali, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sejatinya saat ada mobilisasi hewan, seharusnya ternak tersebut terbebas dari penyakit, termasuk PMK. Karena sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Baca juga: 38 Sapi di Kabupaten Cirebon Terpapar PMK, Dua Ekor Mulai Sembuh, Belum Ada yang Dipotong Paksa

"Di mana salah satunya faktornya (kenaikan PMK di Kabupaten Bandung), mungkin ada yang SKKH (surat keterangan kesehatan hewan) yang tidak disertai dari asalnya hewan," katanya.

Kendati demikian, Ningning menegaskan, pihaknya terus berupaya untuk menekan sebaran PMK di Kabupaten Bandung dengan cara melakukan pengobatan dan vaksinasi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved