1 Sapi di Cijeungjing Ciamis Kena PMK, Disnakar Langsung Desinfeksi Besar-besaran
Meski hanya satu kasus yang terdeteksi, kewaspadaan dan langkah antisipasi terus ditingkatkan untuk mencegah penyebaran lebih luas.
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menjadi perhatian di Kabupaten Ciamis setelah Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) mencatat satu kasus pada seekor sapi di wilayah Kecamatan Cijeungjing.
Meski hanya satu kasus yang terdeteksi, kewaspadaan dan langkah antisipasi terus ditingkatkan untuk mencegah penyebaran lebih luas.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet), Asri Kurnia, menegaskan bahwa upaya pengendalian PMK telah dilakukan sejak akhir 2024 hingga kini.
Baca juga: 38 Sapi di Kabupaten Cirebon Terpapar PMK, Dua Ekor Mulai Sembuh, Belum Ada yang Dipotong Paksa
Salah satu langkah utama adalah desinfeksi besar-besaran yang dilakukan di 27 kecamatan di Ciamis.
“Sepanjang tahun 2024, kami telah melaksanakan desinfeksi menggunakan 140 liter desinfektan untuk meminimalisir risiko penularan PMK di wilayah Ciamis,” ujar Asri saat dihubungi pada Rabu (15/1/2025).
Sebagai langkah preventif tambahan, Disnakan sempat menutup sementara Pasar Ternak ruminansia besar di Ciamis.
Langkah ini diambil untuk membatasi mobilitas hewan yang berpotensi menjadi perantara penyebaran PMK.
Selain itu, Disnakan juga melakukan penertiban administrasi lalu lintas hewan yang masuk dan keluar wilayah Kabupaten Ciamis.
"Kami pastikan bahwa setiap hewan yang masuk ke wilayah Ciamis telah memenuhi syarat administrasi kesehatan hewan. Langkah ini penting untuk menghindari masuknya hewan terinfeksi dari luar daerah," tambahnya.
Vaksinasi dan Biosekuriti Ditingkatkan sebagai bagian dari upaya jangka panjang, Disnakan juga fokus pada percepatan vaksinasi PMK.
Program vaksinasi berbasis risiko ini dilaksanakan dengan intervensi langsung dari pemerintah kabupaten, mencakup seluruh kecamatan di Ciamis.
“Kami juga meningkatkan biosekuriti di fasilitas peternakan, seperti Balai Perbibitan Ciamis dan Rumah Potong Hewan (RPH) Ciamis. Selain itu, kami menghimbau para peternak untuk menjaga kebersihan kandang serta melaksanakan vaksinasi PMK pada ternak mereka,” jelas Asri.
Meski berbagai langkah pengendalian telah dilakukan, Ciamis masih belum sepenuhnya bebas dari PMK.
Pada awal Januari 2025, seekor sapi di Kecamatan Cijeungjing dilaporkan menunjukkan gejala PMK.
Baca juga: Kasus PMK Meningkatkan, Pemprov Jabar Gencarkan Vaksinasi Hewan Ternak Mulai Besok
Pelaku Penipuan dan Penggelapan 1,3 Ton Beras di Ciamis Ditangkap, Modus Pesan untuk MBG |
![]() |
---|
Mengenal Makna dan Filosofi Jamasan Pusaka di Situs Jambansari Ciamis Setiap Rabiul Awal |
![]() |
---|
Mengenal Situs Geger Sunten di Tambaksari Ciamis, Warisan Sejarah Galuh dan Kisah Ciung Wanara |
![]() |
---|
Bupati Ciamis Sudah Peringatkan, ASN yang Terlibat Judi Akan Langsung Dipecat: Tak Ada Kompromi |
![]() |
---|
Selisih Harga Daging Ayam di Ciamis Capai Rp13.000 per Kg, Konsumen Pilih Beli Langsung ke Kandang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.